Tiga Tanggul di Sukatani Bekasi Jebol Sekaligus, Ribuan Warga Terkepung Air, Aktivitas Lumpuh Total

Ist
Sedikitnya tiga titik tanggul di Kali Srengseng Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, jebol akibat tingginya debit air dari aliran Kali Cikarang. Akibatnya, ribuan warga masih terdampak banjir hingga Senin (03/11/2025).
0 Komentar

KABUPATEN BEKASI – Sedikitnya tiga titik tanggul di Kali Srengseng Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, jebol akibat tingginya debit air dari aliran Kali Cikarang. Akibatnya, ribuan warga masih terdampak banjir hingga Senin (03/11/2025).

Kali Srengseng Hilir adalah terusan dari Kali Cikarang, letaknya di hilir atau setelah Bendungan Srengseng Hilir (BSH) di Desa Kalijaya, Kecamatan Cibitung, yang tengah dibangun oleh Pemkab Bekasi.

Seperti diketahui, air Kali Cikarang “jebol” ke Kali Srengseng Hilir akibat tak ada pintu air di bendungan BSH yang tengah dibangun. Akibatnya, debit air yang cukup tinggi menyebabkan air meluap bahkan membuat tanggul jebol.

Baca Juga:Melihat Besaran Belanja Pegawai R-APBD 2026 Karawang, Purwakarta, Cikarang dan Kota BekasiProgres Pembangunan Kantor Kelurahan Jatimulya – Tambun Selatan

Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang meninjau langsung wilayah terdampak banjir di Desa Sukamanah bersama kepala organisasi perangkat daerah, camat dan lurah setempat. Ia mengatakan, ada beberapa persoalan yang menjadi perhatian utama pemerintah daerah.

“Agenda hari ini saya turun ke korban bencana banjir, tepatnya di Desa Sukamanah. Saya bersama-sama turun ke warga. Jadi ada beberapa persoalan yang kita temukan,” ujar Ade Kuswara Kunang kepada Cikarang Ekspres di lokasi.

Ia menjelaskan, salah satu penyebab utama genangan air adalah pekerjaan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang tertunda. Kondisi itu membuat aliran air meluap hingga ke permukiman warga.

“Selain pekerjaan BBWS yang tertunda atau telat, ini menjadi satu sumber persoalan air itu jebol. Nanti saya minta ke pihak BBWS ini harus cepat tanggap. Untuk sementara ini karena ada hujan lagi, masyarakat jangan sampai tergenang lebih dalam lagi, lebih banyak lagi air yang ke pemukiman,” katanya.

Dalam peninjauan itu, Ade juga menyoroti soal status tanah di sekitar lokasi banjir yang menjadi bahan pertanyaan warga.

“Ini menjadi pertanyaan, apakah yang di depan ini tanah PJT atau tanah hak milik? Jadi saya sampaikan kepada masyarakat, kalau ini memang tanah hak milik, kita ada program rutilahu. Nanti dengan bukti surat hak milik dan sebagainya, kita akan bantu rumah-rumah yang memang tidak layak atau akibat banjir ini jadi rusak,” ujarnya.

0 Komentar