Ia menjelaskan, api pertama kali muncul dari bagian bawah pasar, diduga berasal dari area pedagang kaki lima. Angin kencang membuat kobaran api cepat menyebar ke deretan kios lain.
“Datang angin tuh langsung nyebar. Apinya naik ke sini separuh, kesana banyak banget. Yang kebakar kebanyakan kios pakaian, sepatu, sama perlengkapan sekolah,” katanya.
Menurut Anwar, setidaknya sekitar 100 kios dan lima toko terbakar dalam peristiwa itu. Ia sendiri merupakan pedagang minuman dan makanan yang sudah berjualan di Pasar Baru Cikarang lebih dari 15 tahun.
Baca Juga:Tetap Semangat, Rahmat Hidayat Djati Ajak 450 Kader Gen Z PKB Karawang Jadi 'Imam Politik' di Kampung Tak Terkalahkan, Persika 1951 Lolos ke 12 Besar Piala Gubernur
Soal dugaan penyebab, Anwar belum bisa memastikan. Namun ia sempat mendengar suara letupan listrik sebelum api membesar.
“Pas saya lagi salat Subuh, kedengeran ada suara ‘pertek-pertek’. Katanya sih dari listrik, tapi saya nggak tahu pasti. Yang jelas pas keluar api udah tinggi banget,” ungkapnya.
Hingga pukul enam pagi, kata dia, baru terlihat petugas pemadam datang ke lokasi untuk menjinakkan api. Sementara para pedagang sibuk menyelamatkan barang-barang dagangan mereka yang tersisa.
Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Namun hingga kini, Anwar menyebut belum ada kejelasan dari pemerintah daerah soal penanganan dan bantuan bagi para pedagang terdampak.
“Belum ada kabar dari bupati atau dinas. Kita masih bingung mau ngadu ke siapa. Banyak pedagang kecil yang nggak punya apa-apa lagi,” ujarnya.
Anwar berharap pemerintah segera turun tangan membantu para pedagang agar bisa kembali berjualan. “Ya pengennya cepet ada solusi. Soalnya banyak yang kehilangan mata pencaharian,” pungkasnya. (Iky)
