KBEonline id- Simak dengan seksama bagaimana caranya menjalani hidup yang tenang dan bahagia di tengah kegaduhan sosial ekonomi dan gonjang- gonjing dunia saat ini.
Apa itu kebahagiaan? Apakah bisa diukur dengan survey?
Berdasarkan survei Ipsos Happiness Index 2025, Indonesia menempati posisi ketiga dari 30 negara dengan 82% masyarakatnya melaporkan merasa bahagia.
Ini menjadikan Indonesia sebagai negara paling bahagia di kawasan Asia Tenggara, mengungguli Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Baca Juga:PERSIB DAY: Bobol Gawang Selangor Jadi Ajang Pembuktian Uilliam Barros Bawa Pulang 3 Poin untuk PersibKuota Haji Indonesia 2026 Tembus 221.000 Jamaah, Ini Dia Daftar Lengkap Kuota Haji Setiap Provinsi!
Namun secara global umat manusia menurut laporan World Happiness Report 2025 dari Gallup, Indonesia berada di posisi ke-83 secara global dari 147 negara dengan skor kebahagiaan sebesar 5,617 dari 10.
Skor ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki guna meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan warga Indonesia.
Ada banyak faktor yang berkontribusi pada kebahagiaan masyarakat Indonesia antara lain:
Hubungan sosial yang kuat dan dukungan emosional dari keluarga dan orang-orang terdekat.
Penekanan pada harmoni sosial, rasa syukur, dan optimisme.
Keterikatan sosial yang kuat dan sikap positif dalam menghadapi tantangan hidup.
Perlu diingat bahwa kebahagiaan dapat diukur dengan berbagai cara dan survei yang berbeda mungkin memiliki hasil yang berbeda pula.
Kebahagian yang diukur oleh instrumen survey itu tidak detail dan substantif pada realita kehidupan. Itu hanya index atau angka.
Baca Juga:Gawat Darurat, Bek Andalan Persib Bandung Terkena Penyakit Demam Absen Lawan SelangorKH. Ma’ruf Amin Dorong Jurnalis Angkat Kembali Sejarah “Geger Cilegon” — Jejak Perlawanan dari Tanah Ulama
Dalam konteks ini yang pertama harus diingat adalah menjalani hidup yang tenang dan bahagia bukan berarti Kamu harus memiliki hidup sempurna tanpa tantangan.
Ketenangan sejati lahir dari kemampuan untuk menerima diri apa adanya, berpikir positif, serta menjaga keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
Saat Kamu mulai membangun kebiasaan baik, mengelola stres, dan memperkuat spiritualitas, kedamaian akan hadir secara alami.
Kebahagiaan tidak harus menunggu segalanya berjalan mulus. Ia tumbuh ketika Kamu mampu mensyukuri hal-hal kecil, seperti waktu bersama keluarga, udara pagi yang sejuk, atau kesempatan belajar dari setiap pengalaman hidup.
Hidup yang tenang dan bahagia adalah perjalanan panjang, bukan tujuan akhir. Mulailah dari satu langkah kecil hari ini menarik napas dalam, tersenyum, dan berkata pada diri sendiri, “Aku berhak hidup damai.”
