BEKASI, KBEonline.id – Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, mengungkap penyebab utama banjir yang merendam Desa Sukarukun dan Sukamanah, Kecamatan Sukatani, selama tiga hari berturut-turut sejak Sabtu (1/11) hingga Senin (3/11). Dari hasil rapat koordinasi lintas instansi, ia menegaskan, penyebab banjir bukan semata curah hujan tinggi, melainkan pengerjaan tanggul oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang dinilai belum optimal.
“Kenapa bisa banjir? Persoalannya itu tanggul pengerjaan BBWS yang belum optimal,” ungkap Ade Kuswara Kunang kepada Cikarang Ekspres, Kamis (6/11).
Pantauan Cikarang Ekspres dilapangan menunjukkan, tanggul di sepanjang Kali Srengseng Hilir di dua desa tersebut hanya berupa timbunan tanah kering setinggi sekitar 2,5 meter. Struktur itu tak diperkuat besi maupun sheet pile, sehingga mudah tergerus air. Di sejumlah titik kritis, warga bahkan terpaksa menambalnya dengan pasir dan bambu agar air tidak kembali merendam permukiman.
Baca Juga:Bupati Terapkan Reward-Punishment: TPP ASN Bekasi Kini Berbasis Kinerja, Pejabat Males Siap-Siap Kena SanksiBupati Bekasi Batalkan SK Direktur Tirta Bhagasasi, Kinerja Dewas BUMD Disorot
“Maka dari itu, bagaimana nanti kita koordinasikan dengan BBWS. Pemerintah Bekasi juga jangan diam. Pembangunan tanggul permanen dengan sheet pile harus segera disegerakan,” ujar Ade.
Ia menambahkan, Kali Srengseng Hilir sebenarnya sudah dinormalisasi, namun tanpa penguatan tanggul, potensi limpasan air tetap besar saat debit meningkat. Karena itu, ia memerintahkan seluruh camat, kepala badan, dan dinas terkait untuk melakukan mitigasi bencana menjelang puncak musim hujan, termasuk penertiban bangunan liar dan pembersihan sampah di saluran air.
“Penertiban bangli tetap berjalan, tapi kita juga hadapi pengurangan dana transfer pusat sekitar Rp600 miliar. Jadi, mana yang paling urgen harus diprioritaskan, jangan semua sekaligus,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Bekasi, Bayu Gutomo, memastikan genangan di kedua desa telah surut dan warga kembali ke rumah masing-masing. Penanganan darurat seperti penguatan tanggul kritis dan pembersihan sampah di saluran air masih berlangsung.
“Saat ini kegiatan penanganan darurat tanggul kritis dan pembersihan saluran di Kecamatan Sukatani terus dilaksanakan,” tandas Bayu. (Iky)
