Bupati Purwakarta 'Tutup Mata' Hadapi Setumpuk Masalah Pengelolaan Sampah di TPA Cikolotok

Ist
Aktivitas bongkar sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cikolotok Kabupaten Purwakarta ter­kendala kekurangan dan kerusakan alat berat. Akibatnya, kendaraan pengangkut sampah harus meng­antre hingga berjam-jam, bahkan menginap. 
0 Komentar

PURWAKARTA- Aktivitas bongkar sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cikolotok Kabupaten Purwakarta ter­kendala kekurangan dan kerusakan alat berat. Akibatnya, kendaraan pengangkut sampah harus meng­antre hingga berjam-jam, bahkan menginap.

“Biasa (kerja) sehari dua rit, sekarang satu rit. Ini juga sampah yang kemarin diinapkan karena semalam an­tre sampai jam 22.00 be­lum beres,” kata Solihin, salah seorang sopir kendaraan angkutan sampah yang sedang antre.

Dari dua unit ekskavator milik Pemerintah Kabupaten Purwakarta, hanya satu yang masih beroperasi. Tak hanya itu, alat berat tersebut juga diakui sering mengalami ke­rusakan sehingga aktivitas bongkar sampah harus ber­henti sampai diperbaiki dan berfungsi kembali. Menurut Solihin, antrean kendaraan pengangkut sampah semakin sering terjadi dalam sepekan terakhir. Kon­disi tersebut tidak hanya mengganggu pendapatannya tapi juga berisiko mengganggu kesehatan akibat terpapar kotoran dan bau yang terlalu lama di TPA.

Baca Juga:Data BPS: Angka Pengangguran Karawang dan Bekasi Turun Setiap Tahun, Ini Data Lengkapnya!Diminta Contoh Pemkab Karawang, DPRD Sarankan Pemkab Bekasi Rampingkan SOTK

“Kalau bongkar sendiri nanti sampahnya berceceran ke jalan semua kalau tidak pakai alat berat. Sampai ke bawah sampahnya karena terbawa air hujan,” ujarnya. Dia pun berharap peme­rintah segera memberikan solusi untuk menangani permasalahan tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purwakarta Erlan Diansyah mengaku telah berupaya mengusulkan pengada­an alat berat baru kepada bupati. Namun, usulan tersebut tidak kunjung disetujui karena alasan anggaran yang terbatas, ditambah dengan efisiensi. Dia menyebutkan dari empat alat berat yang ada di TPA Cikolotok, hanya satu di antaranya yang masih ber­fungsi.

“Untuk mengoptimal­kan aktivis bongkar sampah diperlukan setidaknya dua ekskavator ditambah dua buldoser untuk meratakan timbunan sampah. Perlu untuk di-upgrade karena pertama alat itu tidak cukup untuk memenuhi se­kitar 250 ton sampah per hari itu kita kesusahan. Kalau misalkan ini bisa diselesai­kan, permasalahan alatnya, mungkin kinerja kita juga bisa lebih cepat,” kata Erlan.

Selain itu, dia mengakui armada angkutan sampah milik pemerintah daerahnya juga hanya tersisa beberapa unit yang layak jalan dari total 60 unit. Idealnya, truk yang di­butuhkan untuk meng­angkut seluruh sampah di Purwakarta mencapai 40 unit.

0 Komentar