Menara Saidah: Megah Bak Istana Romawi, Tapi Ditinggal 18 Tahun Karena Rahasia Miring Ini!

menara saidah
Menara Saidah bukan cuma cerita bangunan terbengkalai – dia pengingat buat kita. Foto: CNBC Indonesia - kbeonline.id
0 Komentar

KBEONLINE.ID – Sebuah gedung setinggi 20 lantai yang dirancang seperti istana kuno dari Romawi, lengkap dengan pilar marmer dan ukiran emas yang mewah. Tapi, alih-alih jadi ikon kota, bangunan itu malah dibiarkan membusuk di tengah hiruk-pikuk Jakarta Timur. Kita bicara tentang Menara Saidah di Jalan MT Haryono Tebet. Proyek ambisius yang kini jadi “hantu” skyline ibu kota. Sudah 18 tahun lebih dia terbengkalai, tapi kenapa ya? Yuk, kita kupas tuntas cerita sedih di balik kemegahannya yang pudar.

Awal Mula: Impian Besar yang Hampir Jadi Kenyataan

Menara Saidah lahir dari visi besar di akhir 1990-an. Dibangun dengan anggaran Rp 50 miliar, gedung ini dirancang sebagai pusat perkantoran mewah dengan gaya arsitektur klasik Eropa yang jarang sekali ditemui di Jakarta. Pilar hijau tua dengan detail emas, tangga spiral megah, dan lobi yang bikin orang takjub. Itu semuanya terinspirasi dari bangunan Romawi kuno. Pada 2001, dia sudah mulai beroperasi, menarik penyewa kantor dan bahkan jadi spot foto favorit warga sekitar.

Bayangkan betapa ramainya dulu; karyawan berlalu-lalang, lift sibuk naik-turun, dan pemandangan kota dari atas yang bikin iri. Tapi, mimpi indah itu mulai retak sejak awal. Konstruksi yang terburu-buru dan kurang pengawasan membuat fondasi gedung ini bermasalah. Pihak pemilik dan pengawas bangunan waktu itu cuek saja, meski sudah ada tanda-tanda bahaya. Siapa sangka, masalah kecil itu bakal jadi bom waktu?

Baca Juga:Kabar Bahagia untuk Para Guru: Tunjangan Sertifikasi Triwulan 4 2025 Mulai Mengalir November Ini!AAA Clan Juara Delta Force WAR Kalahkan B2F 2-1

Titik Balik: Kabar Miring yang Bikin Panik

Tahun 2007 jadi momen hitam bagi Menara Saidah. Kabar burung burung menyebar; gedung ini miring beberapa derajat! Ya, miring seperti menara Pisa, tapi bukan yang romantis – ini berisiko roboh kapan saja. Penyewa satu per satu angkat kaki, meninggalkan ruangan kosong dan debu menumpuk. Gedung langsung ditutup total, dan sejak itu, dia tak pernah dibuka lagi.

Kenapa sampai begini? Penyebab utamanya adalah kesalahan konstruksi sejak awal. Fondasi yang tak kuat menahan beban gedung setinggi itu, ditambah tanah Jakarta yang labil. Belum lagi, birokrasi yang ribet: status kepemilikan gedung ini rumit banget, melibatkan sengketa waris dan dokumen yang hilang. Pemerintah DKI Jakarta kesulitan mengambil alih karena aturan tata ruang yang mandek, membuat gedung ini “terjebak” di limbo hukum. Hasilnya? Menara Saidah jadi simbol kegagalan penataan kota – megaproyek di sekitarnya seperti MRT dan tol maju pesat, tapi si menara tetap diam membatu.

0 Komentar