KBEONLINE.ID – Indonesia kini kembali menunjukkan kemampuan inovatifnya di bidang energi terbarukan melalui terobosan baru bernama Bobibos, bahan bakar alternatif ramah lingkungan berbasis jerami.
Inovasi ini dikembangkan oleh PT Inti Sinergi Formula, dan diperkenalkan pada Minggu (2/11) di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bobibos berasal dari limbah pertanian, khususnya jerami, yang selama ini seringkali dibakar usai panen.
Bobibos termasuk dalam kategori teknologi bioenergi, bahan bakar nabati (biofuel). Hal ini menjadi langkah maju dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia,
Baca Juga:10 Ucapan Penuh Doa untuk Sosok Tangguh: Selamat Hari Ayah Nasional 2025Tahun 2026, Shio Tikus Diprediksi Bertransformasi Besar di Bawah Energi Kuda Api!
Terobosan ini sebelumnya diuji coba di Lembur Pakuan, Subang lalu hasilnya menunjukkan bahwa jerami memiliki potensi besar sebagai sumber energi alternatif.
Bobibos sendiri merupakan singkatan dari “Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!” dikembangkan oleh tim ahli muda yang berkomitmen memajukan energi nasional, bahkan setelah menolak tawaran kewarganegaraan dari luar negeri.
Konsep Bobibos bertujuan agar petani “tersenyum dua kali” saat panen berhasil, dan ketika limbah jerami mereka dikonversi menghasilkan uang.
Dedi Mulyadi selaku guberur Jawa Barat turut hadir dalam uji coba Bobibos di Lembur Pakuan, mengonfirmasi performa traktor diesel yang menggunakan bahan bakar ini terasa ringan, efisien, dan menghasilkan asap buangan lebih bersih.
Hasil uji laboratorium oleh Lemigas bahkan mencatat nilai oktan Bobibos mencapai 98,1, menandingi bahan bakar premium sekelas Pertamax Turbo.
Dengan potensi konversi hingga 3.000 liter Bobibos per hektar sawah, wilayah pertanian seperti Lembur Pakuan (sekitar 1.000 hektar) dapat menghasilkan jutaan liter bahan bakar.
Keunggulan BOBIBOS
- Nilai oktan tinggi: RON 98,1, setara bahkan lebih tinggi dari bahan bakar RON 98 berbasis fosil.
- Efisiensi jarak tempuh: Mesin bekerja lebih ringan dan hemat bahan bakar.
- Rendah emisi: Emisi gas buang ditekan hingga mendekati nol.
- Harga ekonomis: Lebih murah dibandingkan bahan bakar RON 98.
- Bahan baku lokal: Mengandalkan limbah pertanian, mendukung ketahanan energi nasional.
- Produksi terdesentralisasi: Dapat dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia.
Selain sebagai bahan bakar, proses pengolahan Bobibos ini juga menghasilkan produk turunan bernilai ekonomi, seperti pakan ternak hingga 2.000 ton dari 500 hektar dan pupuk organik.
