Menurut Abas, program ini akan diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. “Kami ingin agar seni budaya lokal hadir di lingkungan belajar. Anak-anak bisa belajar gamelan, tari topeng, atau bahkan membuat karya seni tradisional Karawang,” katanya.
Selain diskusi, kegiatan Ngopud juga menampilkan berbagai pertunjukan seni dari siswa, seperti tari Jaipong, musik gamelan, dan pembacaan puisi berbahasa Sunda. Pertunjukan tersebut mendapat sambutan meriah dari para peserta yang hadir.
Abas berharap kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan semangat generasi muda untuk menjaga warisan budaya daerah. “Harapannya, kegiatan Nyeni di Sekolah bisa terus berlanjut dan diimplementasikan di sekolah-sekolah agar nilai-nilai budaya tetap hidup di kalangan generasi muda,” ungkapnya.
Baca Juga:Remaja Babelan Bunuh Rival Setelah Tantangin Tawuran di Medsos, Polisi tangkap dua pelaku, satu dibawah umurCek Harga Emas Hari Ini Kamis 13 November 2025: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik, Antam Kembali Menguat
Melalui Ngopud dan Nyeni di Sekolah, Disparbud Karawang berupaya menjadikan pendidikan budaya sebagai fondasi pembentukan karakter bangsa. Dengan melibatkan sekolah, pemerintah daerah optimistis nilai-nilai budaya Karawang akan terus lestari di tengah arus modernisasi. (Siska)
