Lebih lanjut, Mustofa mengakui bahwa, banyak kasus tawuran di wilayahnya berawal dari tantangan di media sosial. Polisi rutin melakukan penyisiran akun-akun yang berindikasi mengajak tawuran, terutama di Instagram. Namun, kesepakatan tempat tawuran kerap terjadi lewat pesan langsung (DM) yang sulit dipantau.
“Kita bisa masuk dan menghimbau kalau mereka live, tapi begitu sudah lewat DM, polisi tidak bisa lihat isinya,” kata Mustofa.
Oleh karena itu, Mustofa juga mengingatkan para orang tua dan guru agar lebih ketat mengawasi anak-anaknya, terutama saat dini hari.
Baca Juga:Cek Harga Emas Hari Ini Kamis 13 November 2025: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik, Antam Kembali MenguatCek Tabel Angsuran KUR Mandiri November 2025 Terbaru: Pinjaman Rp75 Juta, Cicilan per Bulanannya Segini..
“Jam empat pagi anak-anak seharusnya di rumah, bukan nongkrong di jalan membawa senjata tajam. Mari sama-sama kita cegah agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. (Iky)
