Kok Bisa? 8 Studio Anime Gulung Tikar, Industri Jepang Mulai Goyang?

Kok Bisa? 8 Studio Anime Gulung Tikar, Industri Jepang Mulai Goyang?
Kok Bisa? 8 Studio Anime Gulung Tikar, Industri Jepang Mulai Goyang?
0 Komentar

Ada sih, obrolan soal revisi biaya produksi dan negosiasi ulang biar studio bisa hidup. Tapi ya, jujur aja, kalau nggak ada perubahan besar, masalahnya ya nggak bakal kelar.

Pasar Global Meledak, Tapi Studio Jepang Masih Merana

Pasar global anime tuh katanya tembus 3,84 triliun yen tahun 2024. Naik hampir 15 persen dari tahun lalu—kedengarannya keren, kan? Sayangnya, duit segitu nggak sampai ke studio yang ngebanting tulang bikin anime. Kebanyakan malah ngalir ke platform streaming, distributor, atau pemegang lisensi—studio cuma dapat sisa receh.

Ironis banget, ya. Studio yang begadang ngerjain frame demi frame, eh, malah dapet bagian paling kecil dari kue global. Ya nggak heran banyak yang tumbang.

Baca Juga:Arc Shibuya dan Culling Game Digabung? Inilah Detail Gila dari Jujutsu Kaisen: Execution!Game Viral Needy Streamer Overload Bakal Diangkat Jadi Anime!

Laporan Teikoku Databank juga bilang, udah waktunya ada perubahan beneran. Contohnya:

  • distribusi yang lebih adil
  • kontrak yang ngasih studio royalti
  • pelatihan buat animator baru supaya supply nggak seret

Kalau nggak ada reformasi, industri yang selama ini jadi kebanggaan Jepang bisa-bisa makin terpuruk, padahal permintaan global lagi tinggi-tingginya.

Industri Anime 2025: Udah di Ujung Tanduk

Dengan makin banyak studio tutup di 2025, kelihatan banget industri ini lagi krisis. Kebangkrutan, penutupan sukarela, biaya produksi kelewat tinggi, sampai ketergantungan sama sistem komite produksi nunjukin fondasi studio anime rapuh banget.

Permintaan dunia sih naik, tapi yang dapet untung malah bukan studio atau animatornya. Kalau nggak ada reformasi nyata, tutupnya studio anime di Jepang kayaknya bakal jadi pemandangan biasa dalam beberapa tahun ke depan.

(*)

0 Komentar