Sinergi Proyek Strategis: Pengembangan Infrastruktur Ciptakan Efisiensi Logistik
Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan komprehensif kepada investor dari sektor pelayaran, logistik, dan manufaktur – mengenai lanskap logistik dan infrastruktur Indonesia. Fokus utamanya adalah menguraikan peran proyek strategis Indonesia – khususnya Pelabuhan Patimban, yang akan terintegrasi dengan kawasan industri Subang Smartpolitan. Dimana sinergi keduanya diharapkan mampu menciptakan rantai pasok yang optimal dan mempercepat pertumbuhan industri manufaktur serta transformasi investasi.
Seminar ini menghadirkan Kevin Tan, Head of Logistics, Sector Solutions Group, UOB, dengan presentasi berjudul “Scaling in Indonesia: Manufacturing Growth Powered by People, Ports and Policy”. Ia menekankan pentingnya pembangunan ekosistem kolaboratif untuk menciptakan infrastruktur logistik yang menyeluruh – kunci dalam membuka potensi Indonesia sebagai pusat produksi regional.
Menanggapi kolaborasi ini, Harapman Kasan, Wholesale Banking Director, UOB Indonesia, mengatakan, “Kolaborasi kami dengan Subang Smartpolitan dan Patimban Global Gateway Terminal mencerminkan komitmen UOB Indonesia dalam mendukung investor asing melalui jaringan regional dan keahlian FDI Advisory kami. Dengan menghubungkan investor pada ekosistem dan mitra strategis yang tepat, kami berupaya memfasilitasi basis manufaktur Indonesia serta integrasi perdagangan di kawasan”.
Baca Juga:Update Harga Emas Terbaru, Antam Naik Tipis Hari Ini 14 November 2025, Berikut Daftar LengkapnyaJadwal Bioskop Trans TV 14 November 2025 Lengkap Sinopsis, Nonton Film Jackie Chan
Selanjutnya, “Insights on Infrastructure Development and the Impact on Supply Chain, Logistic, and Manufacturing Efficiency”, dibawakan oleh Abednego Purnomo, Vice President Subang Smartpolitan. Abednego mempresentasikan kota mandiri terintegrasi: Subang Smartpolitan “Smart, Green, and Sustainable City” yang disiapkan untuk destinasi investasi sektor industri manufaktur dan komersil, memiliki kedekatan dan konektivitas langsung ke Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, serta Tol Trans Jawa.
Ia menjelaskan, “Perkembangan infrastruktur erat kaitannya dengan manufakturing, yang mana para investor selain melihat dari segi biaya, juga mempertimbangkan waktu tempuh sehingga pemilihan lokasi di awal sangat menentukan efisiensi logistik keseluruhan. Bagusnya, selama beberapa tahun terakhir kita telah melihat perkembangan infrastruktur yang cukup masif seperti jalan tol juga pelabuhan Patimban, yang tentu saja berkontribusi terhadap efisiensi logistik laut”.
Mengenai perkembangan pembangunan Pelabuhan Patimban, Pierre Avesque, Presiden Direktur PGT, memberikan informasi terkini “Bersama dengan PPI (PT Pelabuhan Patimban Internasional), PGT dan PPI telah melakukan pembelian peralatan yang diperlukan untuk melayani terminal peti kemas dan terminal serbaguna”. Terminal dijadwalkan mulai beroperasi pada Januari 2026 dengan pengerahan satu unit Mobile Harbour Crane (MHC). Kapasitas terminal akan meningkat secara bertahap dengan tambahan dua unit MHC yang diharapkan tiba pada April 2026, diikuti oleh tiga unit Ship-to-Shore (STS) cranes dan sembilan unit Electric Rubber-Tired Gantry (E-RTG) cranes pada Desember 2026. Dengan penambahan ini, kapasitas terminal peti kemas akan meningkat dari 250.000 TEUs menjadi 800.000 TEUs pada akhir Desember 2026.
