KBEonline.id – Tumpukan cangkang rajungan yang menggunung dan tidak terolah telah lama jadi pemandangan kurang elok sekaligus masalah di Desa Sukajaya, Kabupaten Karawang. Kawasan pesisir ini, menghasilkan limbah cangkang rajungan yang mencapai puluhan ton per bulan.
Sebagai salah satu lumbung rajungan utama di pesisir utara, denyut ekonomi desa ini salah satunya bergantung pada beberapa miniplant (unit pengolahan) rumahan yang tersebar di kampung-kampung nelayan. Setiap hari, ratusan kilogram rajungan segar hasil tangkapan nelayan langsung diolah di sana. Dagingnya dipisahkan secara telaten, dikemas, lalu dijual ke pabrik-pabrik besar, ada juga yang diekspor.
Namun, di balik itu, cangkang-cangkang yang tak lagi bernilai ekonomi dibuang begitu saja oleh masyarakat. Limbah ini dibiarkan menggunung dan berpotensi menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah.
Baca Juga:Sebentar Lagi Banjir Karangligar Teratasi, KDM Puji Tugas Pemkab Karawang TuntasSelidiki Kasus Penganiayaan Anak Disabilitas di Cilamaya Wetan, Polres Karawang Panggil 5 Saksi
Kini, masalah yang dianggap buntu itu menemukan jalan keluar. PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memelopori sebuah inovasi pengolahan limbah cangkang rajungan. Melalui program pemberdayaan masyarakat, limbah cangkang rajungan yang tadinya tak bernilai, kini disulap menjadi pupuk cair berkualitas tinggi.
Inisiatif ini tidak hanya sekadar program daur ulang. Inovasi teknologi tepat guna ini mentransformasi limbah dari sumber masalah lingkungan menjadi produk bernilai ekonomi, sekaligus menjawab tantangan ketahanan pangan di sektor pertanian dengan menyediakan pupuk yang berasal dari olahan limbah cangkang rajungan.
Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan, menjelaskan bahwa program ini adalah bukti nyata bahwa operasi hulu migas di lepas pantai tidak bisa dipisahkan dari denyut nadi kehidupan masyarakat di darat. Kehadiran industri, menurutnya, harus menjadi katalisator penyelesaian masalah sosial dan lingkungan.
“Tanggung jawab kami sebagai perusahaan penghasil migas tidak selesai saat minyak atau gas diangkat dari anjungan. Tanggung jawab itu meluas hingga ke pesisir, memastikan bahwa kehadiran kami membawa dampak positif yang nyata dan terukur,” ujar Ery.
Dia menegaskan, inisiatif ini merupakan penerjemahan konkret dari visi besar pemerintah mengenai hilirisasi.
“Hilirisasi adalah program strategis nasional. Kami menjawabnya dari skala komunitas. Kita tidak sekadar memberi bantuan, tetapi membangun keahlian,” katanya.
