“Sekarang mah paling sampai situ, nggak nyampe masuk dalem. Tapi ada barang-barang yang kebasahan,” ujarnya.
Meski debit air belum mengancam secara langsung, kerusakan barang yang terjadi berulang kali tetap menjadi kerugian yang tidak sedikit.
Banjir terburuk bagi warga setempat terjadi pada 2021. Saat itu, air naik lebih tinggi dari biasanya dan membuat warga hampir kehilangan seluruh barang bawaan mereka.
Baca Juga:DPRD Jabar Intensifkan Pengawasan Anggaran 2025 di Karawang, Fokus Dana Desa dan Wisata Pantai Tanjung BaruRekomendasi AC Sejuk Tahan Lama dan Anti Karat: MODENA untuk Penggunaan Jangka Panjang Lini Air Conditioner
“Paling parah di banjir 2021 kemarin. Air naik lumayan. Sekarang mah udah surut lagi,” kenangnya. Meski trauma masih terasa, mereka tidak memiliki pilihan selain tetap tinggal.
Ketiadaan tempat mengungsi menjadi salah satu alasan warga bertahan di lokasi berisiko tinggi.
“Gimana mau ngungsi juga? Kemana? Nggak ada tempat,” kata warga lainnya. Dengan keterbatasan ekonomi, mereka hanya bisa berharap keadaan tidak memburuk setiap kali hujan mengguyur wilayah Telukjambe Timur. (Aufa)
