KBEOnline.id, KARAWANG – Viral di media sosial video Kepala Desa Wadas, Jujun Junaedi, yang meniru gaya “ngonten” ala Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, namun justru menyulut warga menolak program rumah panggung milik sang gubernur.
Dalam video itu, Jujun menggunakan kaos bertuliskan “Aing Budak Bapak Aing” nampak mengumpulkan warga Desa Karangligar yang tengah dilanda banjir untuk menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap proyek pembangunan rumah panggung yang dijanjikan KDM.
Program rumah panggung Dedi Mulyadi sendiri digadang sebagai solusi jangka pendek terhadap bencana banjir di Karangligar, dengan rencana membangun 1.000 unit panggung setinggi 2,5 meter.
Baca Juga:7 HP RAM 8-12 Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming Tahun 2025, Harga Mulai Rp 1 JutaanSatpol PP dan Dinsos Karawang Amankan 27 Gepeng, Pengamen, dan Orang Terlantar dalam Razia Gabungan
Namun, realisasi proyek itu menimbulkan kontroversi dan kritik keras, terutama dari Jujun yang menyatakan bahwa pendekatan rumah panggung di lokasi saat ini tak akan efektif.
Dalam videonya, Jujun Junaedi menegaskan penolakannya terhadap ide KDM terkait pembangunan seribu rumah panggung di Desa Karangligar.
“Banjir di sini tuh tingginya hampir tiga meter, kalau seandainya dipaksakan untuk membangun rumah panggung itu tidak akan efektif,” kata Jujun.
Selain itu, dia juga memberikan kritik pedas terhadap para relawan yang kerap kali ‘setengah hati’ membantu korban banjir di Desa Karangligar.
“Betul, kalau sehari dua hari banyak yang membantu (memberikan bantuan pada korban banjir,red). Tapi setelah satu minggu kesana itu sudah tidak akan ada yang membantu. Tim SAR (relawan) juga pada kabur,” ujarnya.
Menurut Jujun, solusi yang lebih layak bukanlah rumah panggung di tempat yang sekarang, melainkan relokasi total ke kawasan yang lebih aman.
“Yang efektif itu warga dibangunkan rumah panggung tapi lokasinya bukan di sini, cari tempat di sini harga tanah yang aman tidak kebanjiran, paling mahal 200 ribu per meter,” kata Jujun yang disambut riuh warga.
Baca Juga:Jawab Tantangan KDM, DPPKB Karawang Layani 21 Pria KB Vasektomi Dalam SehariTak Terima Diputusin, Remaja di Cabangbungin Nekat Curi Uang, iPhone dan Sekap Mantan Pacar
“Ini saya sudah ngobrol sama masyarakat, setujunya dibangunkan rumah adat dibangunnya bukan di wilayah sini,” imbuhnya.
Dengan narasi seperti itu, Jujun tampak memprovokasi warga untuk menolak intervensi Pemprov Jawa Barat dan bergeser ke tuntutan relokasi. Padahal, program rumah panggung KDM sudah dikonsep sebagai solusi mitigasi banjir. (*)
