kbeonline.id – PSM Makassar sedang berada dalam sorotan tajam BRI Super League 2025-2026. Bukan karena performa impresif atau torehan gol spektakuler, tetapi karena rekor kartu kuning yang mencengangkan. Hingga pekan ke-12, Juku Eja telah mengoleksi 28 kartu kuning, menjadikannya salah satu tim dengan catatan disiplin terburuk musim ini.
Catatan suram ini bukan sekadar angka. Ia membawa efek domino yang memengaruhi stabilitas tim, konsentrasi di lapangan, hingga kondisi finansial klub. Manajemen PSM pun tak tinggal diam.
Masalah Disiplin yang Menjalar ke Segala Lini
Jumlah kartu kuning PSM terlihat bukan hanya hasil insiden sesaat. Dari total 28 kartu, 17 pemain berbeda turut menyumbang pelanggaran. Ini menunjukkan bahwa masalah disiplin bukan terjadi di satu dua posisi saja—melainkan menjalar ke seluruh lini permainan.
Baca Juga:Berburu Tren Positif, Persija Siap Libas Persik di ManahanEnggan Jemawa, Andrew Jung Sebut Dewa United Masih Punya Kualitas Tinggi
Dalam beberapa pertandingan tertentu, PSM bahkan bisa menerima empat hingga lima kartu kuning dalam satu laga. Kondisi ini tentu menyulitkan pelatih dalam meracik strategi, terutama ketika jadwal kompetisi sedang padat dan membutuhkan rotasi.
Dua pemain yang paling sering menerima kartu kuning sejauh ini adalah:
- Victor Luiz (full-back kiri) — 3 kartu kuning
- Ricky Pratama (winger muda) — 3 kartu kuning
Jika tren ini berlanjut, absennya pemain-pemain penting karena akumulasi kartu tinggal menunggu waktu.
Efek Domino: Uang Denda Mengalir, Finansial PSM Tertekan
Dampak paling nyata dari rentetan kartu kuning ini adalah denda Komite Disiplin (Komdis) PSSI yang terus menumpuk. Hingga pekan ke-12, PSM Makassar sudah dikenai denda sebesar Rp200 juta hanya dari pelanggaran kartu kuning.
Namun itu belum semuanya.
PSM juga menerima denda tambahan Rp120 juta untuk kasus lain di luar insiden kartu, yang melibatkan kejadian di luar lapangan dan ulah oknum suporter. Totalnya, PSM telah mengeluarkan Rp320 juta hanya untuk denda disiplin musim ini—angka fantastis yang jelas menggerus anggaran klub.
Manajer Tim PSM Makassar, Muhammad Nur Fajrin, menyampaikan peringatan keras:
“Yang paling penting, kalau kita berbicara sanksi, paling banyak kan karena kartu kuning. Rp200 juta karena kartu kuning dan Rp120 juta karena kejadian di lapangan di luar tim,” ujarnya.
