Daniel Ode, President Director Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, menambahkan, Edisi EMR kali ini menekankan bagaimana konektivitas yang terdiferensiasi, yang dimungkinkan oleh 5G SA dan network slicing, akan berperan penting ketika operator telekomunikasi menghadirkan pengalaman digital yang lebih bermakna bagi industri dan masyarakat.
Ericsson tetap berkomitmen mendukung operator di Indonesia untuk membuka kapabilitas ini serta menghadirkan jaringan 5G yang aman dan andal. Namun, ketersediaan spektrum yang cukup dengan harga yang terjangkau tetap menjadi faktor penting.
Dengan ekosistem digital yang semakin kuat, Indonesia akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mendorong transformasi digital nasional.
Baca Juga:SEDANG BERLANGSUNG! Live Streaming Barcelona vs Athletic Bilbao Link Asli No Tipu-TipuPengusuran Besar-besaran Akses Tol Karawang Barat Sebentar Lagi, Pol PP Berikan Peringatan Kedua
EMR November 2025 mencakup rentang proyeksi yang baru, mulai tahun 2025 hingga akhir 2031.
Periode pelaporan EMR yang baru juga mencakup perkiraan peluncuran awal layanan komersial 6G.
Berdasarkan pola adopsi langganan pada siklus generasi seluler sebelumnya, para peneliti EMR memperkirakan bahwa peluncuran komersial pertama akan dipimpin oleh penyedia layanan terdepan di pasar-pasar maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, dan beberapa negara di kawasan Gulf Cooperation Council.
Langganan 6G global diperkirakan akan mencapai 180 juta pada akhir 2031, belum termasuk adopsi awal perangkat Internet of Things berbasis AI.
Jumlah langganan tersebut dapat meningkat secara signifikan apabila 6G diluncurkan lebih awal dari yang ditunjukkan oleh siklus generasi sebelumnya.
Peluncuran komersial 6G di Eropa diperkirakan akan berlangsung sekitar satu tahun lebih lambat dibandingkan negara-negara lain, berbeda dengan 5G sebelumnya, terutama karena penerapan 5G SA di kawasan tersebut relatif lebih lambat.
Sebagai salah satu use case utama 5G yang terus berkembang, enhanced mobile broadband diperkirakan akan mencapai 6,4 miliar langganan 5G pada akhir 2031, atau sekitar dua pertiga dari seluruh langganan seluler pada saat itu.
Baca Juga:Mantap.. 2 Pebalap Indonesia Veda dan Ramadhipa Siap- siap Tutup Musim 2025 dengan Mengguncang SpanyolGen Z Wajib Tahu, Inilah 5 Kesalahan Kecil Saat Berkendara yang Sering Menjadi Pemicu Kecelakaan
Sekitar 4,1 miliar dari jumlah tersebut—sekitar 65 persen—diperkirakan akan berbasis 5G SA.
Hanya pada tahun 2025 saja, langganan 5G diperkirakan akan melampaui 2,9 miliar pada akhir tahun—setara dengan sekitar sepertiga dari seluruh langganan seluler saat ini—atau meningkat sekitar 600 juta langganan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
