Indonesia setiap tahun memperingati Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November. Banyak yang ikut merayakan, tapi masih sedikit yang benar-benar tahu kenapa tanggal ini dipilih dan apa makna penting di baliknya.
Ternyata, tanggal tersebut memiliki sejarah panjang dan erat hubungannya dengan lahirnya organisasi guru terbesar di Indonesia, yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Lahir dari Semangat Perjuangan
Sejarah Hari Guru Nasional dimulai tidak lama setelah Indonesia merdeka. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, guru-guru dari berbagai daerah merasa perlu bersatu untuk ikut menjaga kemerdekaan yang baru diraih.
Baca Juga:WAKTU HABIS, Bangunan Liar di Karawang Barat Mulai DibongkarHubungan Industrial Tidak Kondusif Pabrik-pabrik Pindah, Karawang-Bekasi Mulai Ditinggalkan
Pada 24–25 November 1945, ribuan guru berkumpul di Surakarta dalam sebuah Kongres Guru Indonesia. Dari kongres inilah lahir organisasi PGRI sebagai wadah resmi perjuangan para guru.
Tujuan utamanya waktu itu bukan hanya soal pendidikan—tetapi juga:
Membela kemerdekaan
Menegakkan kehormatan profesi guru
Meningkatkan kualitas pendidikan untuk bangsa
Sejak hari itu, tanggal 25 November dikenang sebagai momentum persatuan dan perjuangan guru Indonesia.
Resmi Jadi Hari Guru Nasional
Walau diperingati sejak lama, Pemerintah baru menetapkan Hari Guru Nasional secara resmi pada tahun 1994 melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.
Sejak saat itu, tanggal 25 November diperingati setiap tahun sebagai Hari Guru Nasional—namun bukan hari libur nasional.
Lebih dari Sekadar Apresiasi
Hari Guru Nasional bukan hanya tentang seragam batik atau upacara sekolah. Momentum ini menjadi pengingat bahwa guru memegang peran penting dalam perjalanan bangsa.
Guru bukan hanya pengajar mata pelajaran, tetapi:
Pembentuk karakter
Penanam nilai moral
Pembangun masa depan generasi
Mereka dikenal sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, karena dedikasi mereka tak selalu terlihat, tapi dampaknya terasa sepanjang hidup.
