“Ketika musim hujan sering terjadi banjir, makanya dinormalisasi,” ujarnya.
Menurut Heryana, proses normalisasi kali ini mencakup sekitar 700 meter saluran air, meski sebelumnya pihak desa pernah melakukan pengerjaan sepanjang satu kilometer. Normalisasi menjadi langkah penting karena kondisi saluran dinilai sudah tidak optimal dalam menahan debit air.
Ia menegaskan bahwa pembongkaran belum dilakukan serentak. Besok, warga yang terdampak akan diundang ke Purwakarta untuk menerima uang kerahiman dari pemerintah provinsi.
Baca Juga:Facial Wash Aman Dipakai Mulai Usia Berapa? Ini Jawaban yang Perlu Kamu Tahu!Kenapa Facial Wash Penting? Ini 12 Manfaat yang Bikin Kulitmu Makin Sehat!
“Mereka yang menguasai lahan ada 33 orang, dan semuanya akan berangkat besok ke korwil. Data lengkapnya sudah ada di desa,” jelasnya.
Heryana menambahkan bahwa warga diminta melakukan pembongkaran mandiri untuk menghindari kerusakan yang lebih besar. Beberapa bangunan juga disebut mulai tergerus akibat kondisi tanah di sekitar saluran air.
Pemerintah desa berharap seluruh pihak dapat memahami bahwa normalisasi ini dilakukan demi kepentingan bersama, terutama untuk mencegah banjir yang setiap tahun melanda wilayah Purwadana. Di sisi lain, warga berharap pemerintah memberikan kompensasi yang layak agar mereka dapat kembali melanjutkan kehidupan dengan aman dan nyaman.(Aufa)
