kbeonline.id – PSIM Yogyakarta membawa modal kepercayaan diri yang sangat besar jelang bentrok panas kontra Persija Jakarta pada pekan ke-14 BRI Super League 2025-2026 di Stadion Gelora Bung Karno, Jumat (28/11/2025). Semua mata kini tertuju pada satu nama: Cahya Supriadi.
Penampilan luar biasa sang kiper muda saat membantu PSIM mengalahkan Bhayangkara FC dengan skor 1-0, lengkap dengan clean sheet dan sederet penyelamatan krusial, menjadikannya buah bibir dan bahan pembicaraan di kalangan pecinta sepak bola nasional.
Dalam laga itu, Cahya tampil bak dinding baja—tak tergoyahkan, tak tertembus, dan selalu siap menghancurkan setiap peluang yang datang ke arah gawangnya. Kini, ia bersiap membawa performa tersebut ke Jakarta, kota yang dulu menjadi rumahnya.
Baca Juga:Thom Haye Beberkan Pengorbanan Besar Pemain Persib demi Jaga Tren Tak TerkalahkanPSBS Diterpa Badai Cedera Jelang Hadapi Persijap: Tiga Pilar Tumbang!
PSIM vs Persija: Big Match yang Bisa Mengubah Peta Klasemen
Pertandingan ini bukan sekadar laga biasa. Ini adalah duel dua tim papan atas yang sama-sama sedang panas.
- Persija Jakarta: Posisi 2, 26 poin dari 12 laga
- PSIM Yogyakarta: Posisi 4, 22 poin
Persija sedang berada dalam tren lima kemenangan beruntun, dan kemenangan keenam akan menempel ketat pemuncak klasemen. Tetapi di sisi lain, PSIM tak mau kehilangan momentum setelah meraih poin maksimal dari Bhayangkara FC.
Duel klasik di GBK ini bisa menjadi titik balik bagi kedua tim—dan Cahya Supriadi berada di pusat pusaran drama itu.
Man of the Match Tiga Kali: Cahya Melonjak Jadi Bintang Liga
Musim ini seperti menjadi panggung lahirnya Cahya sebagai salah satu kiper terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Dalam 13 pekan berjalan, ia sudah mengoleksi tiga penghargaan Man of the Match, masing-masing:
- vs Persib Bandung (Pekan 3)
- vs PSM Makassar (Pekan 7)
- vs Bhayangkara FC (Pekan 13)
Bukan catatan sembarangan. Dari klub debutan Super League, ia mencatat statistik yang membuatnya setara bahkan lebih unggul dari sejumlah kiper elite musim ini. Ketepatan timing, refleks cepat, hingga keberaniannya keluar menutup ruang menjadikannya momok bagi para striker lawan.
Kini, performa itu berpotensi menghentikan laju kemenangan beruntun Persija.
