Tiga alasan mengapa Van Bronckhorst layak: Pertama, koneksi diaspora Belanda-Indonesia. Ia pernah melatih Jay Idzes, Thom Haye, Kevin Diks, Calvin Verdonk—pemain Timnas yang berpotensi—di Feyenoord, membuat skuad Garuda “full senyum”. Kedua, mental juara: persentase kemenangan 58%, cocok untuk mengangkat Timnas dari kekecewaan setelah kalah 0-1 melawan Irak. Ketiga, taktik inovatif: formasi 4-3-3 yang fleksibel, pressing tinggi ala Belanda, ditambah pengalaman di Asia untuk mencegah culture shock.
Rumor ini menjadi viral di X, dengan @detiksport bertanya: “Cocok tidak Van Bronckhorst melatih Timnas?” Balasan beragam, dari yang antusias “Darah Maluku, pasti paham Garuda!” hingga skeptis “Lebih baik lokal dulu”. Media Vietnam bahkan heboh, menyoroti peluangnya untuk meninggalkan Liverpool.
Jika ini terwujud, Van Bronckhorst akan mengikuti jejak sukses Thomas Tuchel (Chelsea juara UCL) atau Luis Aragones (Spanyol Euro 2008) yang bangkit melalui timnas. PSSI menargetkan pengumuman pada bulan Desember, tetapi Erick menyatakan: “Jika tidak bulan ini, mungkin tahun depan.” Bagi para suporter, ini adalah harapan baru: Garuda terbang tinggi di Piala Asia 2027?
