Mengenal Bunga Rafflesia Hasseltii Yang Kembali Mekar di Sumatera Barat Setelah 13 Tahun,Jadi Sorotan Ilmuwan!

bunga rafflesia hasseltii
Rafflesia hasseltii, bunga bangkai hampir punah, akhirnya terlihat lagi setelah 13 tahun. Foto : illustratingbotanist - kbeonline.id
0 Komentar

KBEONLINE.ID – Bunga Rafflesia hasseltii akhirnya kembali ditemukan di hutan Sumatera Barat setelah 13 tahun hilang dari pantauan.

Momen langka mekarnya bunga ini dibagikan tim peneliti, termasuk Septian Andirki dan Chris Thorogood dari University of Oxford.

Rekaman vidionya sampai viral karena terlihat begitu emosionalnya tim saat melihat Rafflesia mekar.

Baca Juga:Profil Giovanni van Bronckhorst : Pelatih Keturunan Indonesia yang Kini Memimpin BesiktasKabar Baik! BBM Shell Tersedia Kembali Akhir November, Pemerintah Pastikan Proses Impor Sudah di Tahap Akhir

Rafflesia hasseltii termasuk bunga bangkai yang hampir punah dan dilindungi pemerintah.

Dia hidup sebagai parasit, menumpang pada akar tanaman inang bernama Tetrastigma untuk bisa bertahan hidup.

Bunga ini punya kelopak merah tua dengan bintik putih yang mencolok, dan diameter bisa sampai 30–40 cm.

Mekarnya cuma beberapa hari, jadi momen melihatnya itu benar-benar langka.

Rafflesia hasseltii gak punya akar, batang, atau daun, dan aroma khas bangkainya berfungsi menarik lalat sebagai penyerbuk.

Inilah strategi unik supaya bisa tetap eksis di hutan tropis Sumatera.

Habitatnya ada di hutan hujan tropis dengan kanopi lebat, sehingga susah ditemukan tanpa pengamatan intensif.

Keberadaan bunga ini juga jadi indikator hutan masih sehat dan ekosistemnya seimbang.

Baca Juga:Tarif Listrik PLN Terbaru 2025: Harga Tetap Sampai Akhir Tahun!Perbandingan iPhone 17 Pro dan 17 Air: Desain, Kamera, Performa, hingga Harga

Temuan terbaru ini bagian dari riset besar The First Regional Pan-Phylogeny for Rafflesia, yang memetakan genom lengkap semua spesies Rafflesia di Asia Tenggara.

Proyek ini pakai teknologi Whole Genome Sequencing untuk cek kemungkinan spesies baru.

BRIN memimpin riset di Indonesia dan menegaskan semua sampel genetik tetap di dalam negeri.

Penelitian paralel dilakukan di Malaysia dan Filipina, tapi prosesnya sepenuhnya legal dan terkontrol.

0 Komentar