Stasiun Cikarang Jadi Hotel Dadakan, Jangan Tunda Lagi Perpanjang Rute KRL ke Karawang

Ist
Stasiun Cikarang belakangan ini tak cuma jadi tempat naik-turun kereta. Di malam hari, ia menjelma menjadi “hotel dadakan” bagi penumpang yang kehabisan jadwal perjalanan. Kebanyakan dari mereka adalah warga Karawang dan Purwakarta.
0 Komentar

KABUPATEN BEKASI- Kabar yang diumumkan Bupati karawang, Aep Syaepuloh perihal perpanjangan rute KRL ke stasiun Karawang dan CIkampek menjadi kado paling menggembirakan bagi masyarakat Karawang dan Purwakarta. Pasalnya, Stasiun Cikarang belakangan ini tak cuma jadi tempat naik-turun kereta. Di malam hari, ia menjelma menjadi “hotel dadakan” bagi penumpang yang kehabisan jadwal perjalanan. Kebanyakan dari mereka adalah warga Karawang dan Purwakarta.

Fenomena ini viral setelah sejumlah video di media sosial memperlihatkan penumpang tidur beralaskan tas, jaket, bahkan kardus di sekitar pintu masuk stasiun. Mayoritas adalah pekerja shift, buruh pabrik, hingga perantau yang tiba atau pulang ketika jadwal kereta sudah habis. Bukan karena mereka ingin, melainkan karena tak punya pilihan lain.

Salah satu yang merasakannya adalah Tobing (51), penumpang Kereta Lokal tujuan Purwakarta. Ia tiba di Stasiun Cikarang sekitar pukul 17.00 WIB, namun loket sudah tutup dan tidak ada lagi jadwal keberangkatan.

Baca Juga:Konkret, Bupati Aep Siapkan Penataan Besar-besaran Akses Tol Karawang Barat dan TimurAsik, Honor RT/RW di Kabupaten Bekasi Sudah Cair, Rp 1 Juta Per Bulan

“Udah telat, loketnya tutup. Nggak ada jadwal lagi,” ujarnya saat ditemui dini hari.

Alih-alih pulang dengan transportasi lain yang lebih mahal, Tobing memilih bertahan di stasiun hingga pagi.

“Nunggu sampai jam 6 pagi. Terpaksa tidur di sini. Jadwalnya cuma dua kali, jam 6 sama jam 8. Harusnya ditambah sih,” keluhnya.

Hal serupa dialami Sopyan (20), penumpang Commuter Line dari Subang menuju Jakarta Timur. Ia baru bisa melanjutkan perjalanan pada pukul 04.00 WIB.

“Kita nunggu KRL karena adanya jam 4. Jadi ya nungguin dulu di stasiun,” katanya.

Meski harus bermalam, Sopyan mengaku kondisi stasiun relatif nyaman. Namun baginya, persoalan utama tetap pada keterbatasan jam operasional.

“Kalau bisa sih 24 jam. Aksesnya enak, jadi walaupun pulang malam tetap ada kereta,” ucapnya.

Baca Juga:Sekolah Rawan Bullying , KPA Jabar Minta Disdik Intensifkan Konseling di SekolahRekomendasi 7 Langkah Memilih Facial wash untuk Remaja dan Link Produk Terbaru

Menariknya, ini bukan pengalaman pertamanya. “Ini udah kedua kali, tahun kemarin juga pernah nginep di sini,” tambahnya.

Ironi muncul saat melihat realitas Cikarang sebagai kawasan industri yang hidup tanpa henti. Ribuan pabrik beroperasi dengan sistem shift pagi, sore, hingga malam. Pekerja keluar masuk kawasan industri di jam-jam yang jauh dari jam normal.

0 Komentar