Stop Beli iPhone dengan Cicilan, 10 Gejala Penyakit Miskin Yang Membajak Otak

Stop Beli iPhone dengan Cicilan
Stop Beli iPhone dengan Cicilan
0 Komentar

Teknik pemasaran modern secara sistematis menargetkan masyarakat kelas menengah yang insecure. Mereka diberikan ilusi kemewahan lewat cicilan murah, cashback, dan promo yang tampak ramah kantong.

Tujuannya sederhana: membuat mereka merasa mapan, padahal secara finansial mereka hanyalah konsumen yang menyerahkan masa depan kepada hutang jangka panjang.

10. Perbudakan Finansial yang Menghancurkan Kebebasan Hidup

Pada akhirnya, Penyakit Miskin bukan hanya soal membeli iPhone, tapi soal hilangnya kebebasan.

Baca Juga:Lanal Cirebon dan  DKP Gelar Aksi "Jabar Raksa Sagara" di Cilamaya, Bersihkan Sampah PesisirJuara Didepan Mata, Persika 1951 akan Hadapi Persikotas di Final Piala Gubernur Jabar

Seseorang menukar 24 bulan hidupnya hanya untuk membayar barang yang memberikan rasa bangga beberapa minggu saja. Ketika cicilan memakan sebagian besar gaji, kebebasan memilih karier, waktu istirahat, dan tujuan hidup hilang begitu saja.

Inilah bentuk modern dari perbudakan finansial: bekerja bukan untuk kebahagiaan, tetapi untuk melunasi gengsi.

Fenomena beli iPhone dengan cicilan panjang bukan lagi sekadar tren, tetapi sinyal bahaya. Banyak orang kini hidup dalam lingkaran utang, rasa takut kehilangan status, dan manipulasi industri yang memanfaatkan kelemahan psikologis masyarakat.

Penyakit Miskin hanya bisa dihentikan dengan satu cara: membebaskan diri dari ilusi validasi sosial dan kembali mengutamakan kesehatan finansial.

0 Komentar