KBEONLINE.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi Siklon Tropis Senyar telah melemah menjadi ex-siklon per pukul 07.00 WIB, Kamis (27/11), setelah sempat mengamuk di Selat Malaka dan daratan Aceh.
Fenomena langka ini, yang berevolusi dari Bibit Siklon 95B sejak 21 November, picu hujan ekstrem hingga 310 mm/hari di Aceh Utara, banjir bandang di Medan (Sumut), dan longsor di Tapanuli Tengah—korban jiwa dilaporkan 5 orang, ribuan dievakuasi. Meski ancaman utama sirna, sisa pengaruhnya masih dorong gelombang tinggi 2,5-4 meter di perairan barat Sumatera hingga akhir pekan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, Senyar terbentuk 26 November pukul 07.00 WIB di koordinat 5° LU, 98° BT, dengan tekanan minimum 998 hPa dan angin maksimal 43 knot (80 km/jam). “Siklon ini langka karena dekat khatulistiwa, di mana gaya Coriolis lemah, tapi suplai panas dari perairan hangat Selat Malaka percepat evolusinya,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual Jumat pagi.
Baca Juga:Cek Bansos BLT Kesra Rp900 Ribu 2025: Sudah Cair Mulai Hari Ini, Cara Mudah Lewat HP!WiFi Internet Rakyat Resmi Diluncurkan: Akses 5G Murah Rp100 Ribu/Bulan untuk Jawa, Maluku, Papua!
Dampaknya meluas ke 26 kabupaten Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepri: hujan lebat 150-300 mm/hari, angin kencang 40-60 km/jam, plus potensi kilat petir. Di Aceh, curah hujan Aceh Utara capai 310,8 mm (26/11), Medan 262,2 mm, dan Padang Pariaman (Sumbar) 154 mm—tertinggi sejak Siklon Vamco 2020.
Fenomena ini diperparah Gelombang Rossby Ekuator aktif dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif hingga Desember, tambah uap air atmosfer 20-30%. BMKG catat tren siklon tropis makin dekat RI: lima tahun terakhir, lima siklon lintasi wilayah maritim, termasuk Senyar yang sempat ancam Semenanjung Malaysia dan Thailand Selatan.
“Ini sinyal perubahan iklim; suhu laut naik 1°C sejak 2020 percepat pembentukan siklon,” tambah Deputi Meteorologi Setyo Gumilang. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) tak efektif karena skala besar dan risiko tinggi—fokus kini evakuasi dan drainase.
Update per 28 November: Ex-Senyar bergerak tenggara ke daratan Malaysia, intensitas turun ke 25 knot (1005 hPa) dalam 48 jam. Cuaca signifikan minggu depan dipengaruhi Siklon Koto di Filipina (65 knot, 975 hPa), yang tak langsung dampak tapi picu hujan sedang-lebat di Kalimantan Utara, Sulawesi, dan Maluku. Wilayah rawan: Aceh (hujan 50-100 mm/hari), Sumut (gelombang 1,25-2,5 m), Sumbar-Riau (angin 20-40 km/jam). BNPB siaga darurat, salurkan bantuan Rp50 miliar untuk 10.000 KK terdampak.
