Selain menghambat aktivitas, banjir mempengaruhi kesehatan warga. Banyak korban mengeluhkan gatal-gatal dan kutu air akibat terlalu lama berada di genangan. Empat masjid, termasuk Masjid Nurulpala, tidak dapat menggelar Salat Jumat.
“Hari ini Masjid Nurulpala tidak ada aktivitas Salat Jumat karena terendam pasang rob dan luapan Sungai Citarum selama empat hari berturut-turut,” tutur Warnata (41), marbot masjid.
Sementara itu, Camat Muaragembong, Sukarmawan, menjelaskan bahwa sedikitnya 14.000 jiwa di lima desa terdampak banjir rob yang juga merendam ribuan hektare tambak warga.
Baca Juga:Kata-Kata Kiper Muda Persib Bandung Fitrah Maulana Setelah Debut Perdana dan Kalahkan Borneo FC6 Fakta Lengkap Persib Bandung Setelah Menang 3-1 atas Pemuncak Klasemen Borneo FC
“Ketinggian air antara 20 sampai 60 cm, paling tinggi di Desa Pantai Bahagia. Kami berupaya menolong dengan bantuan dari PMI, BPBD dan unsur legislatif,” jelas Sukarman.
Meski demikian, warga mengaku bantuan belum sepenuhnya tersalurkan ke lokasi terdampak.
Sukarmawan berharap pemerintah pusat mempercepat proyek pembangunan giant seawall untuk menahan pasang air laut dan meminimalisasi dampak banjir rob di wilayah pesisir Muaragembong.
“Kami sangat berharap rencana pembangunan giant seawall segera direalisasikan agar banjir rob tidak terus berulang,” ujarnya.
Hingga kini, banjir rob masih menggenangi wilayah pesisir Muaragembong dan warga menunggu penanganan lebih lanjut dari pemerintah. (Iky)
