KARAWANG – Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) meluncurkan inisiatif literasi lingkungan yang inovatif dalam program “Cinta Bumi Siaga Bencana,” dengan menyerahkan buku edukasi “Sahabat Pesisir” kepada 40 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Khoeriyah di Desa Sukajaya, Karawang.
Kegiatan yang digelar pada Jumat (28/11/) ini bertujuan menanamkan kesadaran lingkungan dan mitigasi bencana sejak dini, melalui pendekatan yang menyenangkan.
Buku yang disusun khusus oleh tim Communication, Relations, & CID PHE ONWJ ini memperkenalkan dua maskot pesisir yang ramah: Rajo, si kepiting yang cekatan, dan Mavi, pohon mangrove yang kokoh.
Baca Juga:Jakmania dan Bobotoh Kompak Ingin Persib Bandung Menang Lawan BorneoPersib Bandung Aman Lawan Borneo FC, Tidak Wajib Mainkan Pemain U-23
Kedua karakter ini merupakan representasi sinergi ekosistem yang harus dijaga, memberikan pesan bahwa daratan dan lautan harus saling menguatkan demi keberlanjutan. Pemberian buku ini menjadi pembuka dari serangkaian edukasi komprehensif yang dihelat PHE ONWJ bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang.
Program “Cinta Bumi Siaga Bencana” ini merupakan perwujudan nyata dari komitmen PHE ONWJ untuk membentuk generasi tanggap bencana di wilayah pesisir, yang lokasinya berdekatan dengan wilayah operasi Perusahaan. Setelah menerima buku, para siswa antusias mengikuti sesi edukasi yang disajikan oleh BPBD Karawang di halaman sekolah.
Materi yang disampaikan sangat komprehensif, tidak hanya fokus pada keindahan alam, tetapi juga pada realitas ancaman di wilayah pesisir. Siswa dibekali pengetahuan mengenai kekayaan ekosistem laut, mulai dari berbagai biota (burung pantai, ikan, terumbu karang, penyu, hingga cumi-cumi) hingga fungsi vital hutan mangrove sebagai penahan abrasi alami dan terumbu karang sebagai habitat biota laut.
Sejalan dengan potensi tersebut, BPBD juga membekali mereka dengan pemahaman tentang ancaman dan bencana pesisir, seperti polusi sampah laut, praktik penebangan liar, abrasi, banjir, angin kencang, badai, hingga risiko tsunami, menumbuhkan kesadaran bahwa mereka adalah garda terdepan penjaga alam.
Sebagai penutup sesi teoretis, 40 siswa tersebut bergerak menuju Pusat Restorasi Pembelajaran Mangrove (PRPM) Pasir Putih untuk melaksanakan aksi nyata penanaman bibit mangrove.
Di sana, mereka diajak berinteraksi langsung dengan alam, menanam bibit, dan memahami bahwa setiap pohon mangrove yang tertanam adalah investasi jangka panjang untuk keselamatan dan masa depan lingkungan.
