KBEOnline.id – Menjelang libur nataru 2026, harga cabai merah besar di sejumlah pasar di Kota Bandar Lampung mengalami kenaikan, tembus Rp 70.000–Rp 80.000 per kilogram (kg).
Pedagang di Pasar Pasir Gintung mematok harga Rp 70.000 per kg, sementara di Pasar Tugu mencapai Rp 80.000 per kg.
Pedagang Pasar Pasir Gintung Muji Rahayu (24) mengatakan, harga cabai mulai naik sejak bulan lalu.
Baca Juga:14 Rekomendasi Tempat Makan Enak yang Memiliki Rating Tertinggi di Bandar Lampung10 Rekomendasi HP Murah Buat Hiburan dan Multitasking Harian, Mulai 2 Jutaan
“Mulai dari Rp 50 ribu, terus naik sampai sekarang Rp 70 ribu per kg,” ujarnya, Minggu (7/12/2025).
Ia mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan, tetapi cuaca yang tidak stabil dan berkurangnya pasokan dari Jawa membuat harga sulit turun.
Menurut Rahayu, kenaikan terjadi bertahap, sekitar Rp 20 ribu dari bulan sebelumnya.
Volume pembelian juga ikut menurun.
“Yang biasanya beli 10 kg, sekarang cuma 8 kg. Cabai taplak juga lagi tinggi, jadi pedagang makanan mencampur pembelian cabai,” ujarnya.
Dalam satu minggu terakhir, harga berubah hingga tiga kali.
Kenaikan juga terjadi pada komoditas lain seperti cabai hijau (Rp 40.000), cabai jengki (di atas Rp 50.000), dan cabai rawit gunung (Rp 60.000).
Pedagang di Pasar Tugu, M. Muslimin (24), menyampaikan hal serupa.
Harga cabai besar meningkat dari Rp 55.000 menjadi Rp 80.000 per kg dalam sepekan.
Ia menduga kenaikan terjadi karena menjelang Natal dan Tahun Baru serta mendekati bulan puasa.
Baca Juga:Perkuat Ekonomi Biru, Dinas Perikanan Karawang Dorong Partisipasi Masyarakat dalam Penataan Ruang LautTempat Wisata di Purwakarta yang Lagi Hits untuk Liburan Nataru
“Pasokan dari tangan kedua masih lancar, sekali ambil 10 kg,” katanya.
Selain cabai, harga bawang merah juga naik, kini mencapai Rp 45.000 per kg dari sebelumnya Rp 39.000.
Pembeli pun terpaksa menyesuaikan konsumsi.
Dian (28), warga Untung Suropati, mengaku tetap membeli cabai meski jumlahnya dikurangi dan dicampur dengan jenis lain.
“Cabai mahal, jadi beli secukupnya saja. Kalau banyak takutnya busuk,” katanya.
Ia berharap pemerintah lebih memantau harga agar stabil.
Sementara itu, Tika (40), warga Rajabasa, mengatakan kenaikan harga cabai sudah ia prediksi setiap menjelang akhir tahun.
“Harga pasti naik, tapi di rumah jarang makan pedas, jadi tidak terlalu terpengaruh,” ujarnya.
Namun ia tetap berharap pemerintah dapat menstabilkan harga komoditas tersebut. (bbs/trl)
