Pakar: Manajemen Bencana di Karawang Belum Optimal, Perlu Perkuat Mitigasi dan Rekon

Banjir karangligar
Banjir di Karangligar timbulkan korban hilangnya seorang Linmas.
0 Komentar

KBEonline.id — Pengelolaan manajemen bencana di Kabupaten Karawang dinilai masih belum berjalan maksimal. Hal tersebut diungkapkan anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Karawang, Willi Firdaus yang juga lulusan S2 Manajemen Bencana, saat dimintai tanggapan terkait penanganan banjir di wilayah tersebut.

Menurut Willi, BPBD Karawang menghadapi persoalan serupa seperti BPBD di banyak daerah lain, yakni baru bergerak cepat pada fase tanggap darurat, namun masih lemah dalam dua tahapan penting sebelumnya, yaitu mitigasi dan rekonstruksi-rehabilitasi (rekon).

“Idealnya, manajemen bencana harus mengikuti empat siklus: mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap bencana, dan pemulihan. Tapi di banyak daerah, termasuk Karawang, fokusnya hanya pada pra-bencana seperti distribusi bantuan,” ujarnya pada Senin (8/12/2025).

Baca Juga:BPBD Karawang: 3.988 Jiwa Terdampak Banjir dan Rob, 817 Rumah Terendam di Sejumlah KecamatanHitung-Hitungan Persib Bandung Kunci Juara Paruh Musim BRI Super League 2025/2026

Ia menjelaskan, sebelum fase tanggap darurat, masyarakat seharusnya sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai risiko di wilayah tempat tinggalnya.

“Misalnya masyarakat di Karangligar yang tinggal dekat Sungai Citarum, mereka harus tahu jalur evakuasi. Tapi saat ini belum ada petunjuk jelas ke mana warga harus bergerak ketika air naik,” kata Willi.

Dalam konteks mitigasi, ia menilai pemetaan risiko juga belum optimal.

“Harusnya sudah ada panduan, kalau air meluap berapa ketinggiannya, mana titik rawan, titik mana yang potensi jebolnya tinggi. Data-data itu harus dipahami bersama,” jelasnya.

Meski begitu, Willi mengakui bahwa BPBD Karawang saat ini mulai melakukan pembenahan, terutama dalam edukasi publik melalui media sosial. Namun, menurutnya langkah tersebut belum cukup tanpa penguatan pada dua siklus utama tadi.

“Edukasi sudah berjalan, tapi rekon dan mitigasinya tetap harus diperbaiki,” ujarnya.

Sebagai perbandingan, ia menilai Damkar Karawang memiliki sistem mitigasi yang lebih mapan karena sudah menjalankan rencana kontinjensi (Renkon) secara konsisten.

“Damkar itu sudah tahu titik industri mana yang mengandung bahan mudah terbakar. Contohnya Pindo Deli, mereka punya tim damkar sendiri yang dilatih Damkar Karawang. Jadi ketika bencana terjadi, semua sudah siap,” terang Willi.

Baca Juga:B ERL Healthy Glaze Cushion Menyehatkan Kulit dan Flawless Tercepat: Solusi Anti Ribet untuk Makeup HarianPersib Bandung Bantah Keras Rumor Kepindahan Alfeandra Dewangga ke Bali United, Bojan : HANYA RUMOR!

Ia menambahkan, daerah lain seperti Pangandaran dan Tasikmalaya juga bisa menjadi contoh bagaimana mitigasi berjalan baik. Daerah pesisir selatan tersebut rutin melakukan pelatihan kesiapsiagaan tsunami sehingga masyarakat memiliki respons cepat saat ancaman datang.

0 Komentar