Pertamina Patra Niaga Regional JBB Perkuat Pengelolaan Limbah Berbasis Vermikompos

vermikompos
Pertamina RJBB dan DLH Jabar melaksanakan kegiatan penguatan kapasitas pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk organik melalui metode vermikompos. (ist/kbeonline.id)
0 Komentar

BANDUNG, KBEOnline.id – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Aviation Fuel Teriminal (AFT) Husein Sastranegara bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan penguatan kapasitas pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk organik melalui metode vermikompos. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (5/12) di Jayagiri, kecamatan Lembang.

Kegiatan ini melibatkan dua kelompok binaan Corporate Social Responsibility (CSR) AFT Husein Sastranegara yaitu Kelompok Pupuk Organik Motekar dan Koperasi Buana Walatra Sejahtera serta Komunitas Agro Preanger sebagai lokasi pembelajaran dan praktik langsung. Kegiatan ini tidak sekedar menjadi studi banding, tetapi menjadi langkah konkret dalam membangun sistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi.

Kelompok binaan CSR AFT Husein Sastranegara yang awalnya memproduksi pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi (pupuk kohe) kini menghadirkan vermikompos dengan kandungan hara lebih lengkap dan daya serap lebih baik, sehingga peluang pasarnya makin luas. Seluruh produk telah diuji di Laboratorium Kimia Tanah dan Nutrisi Tanaman Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk memastikan kualitas. Melalui studi banding dan pendampingan teknis, kelompok binaan semakin siap mengembangkan usaha pupuk organik secara profesional dan berkelanjutan.

Baca Juga:Kick Off Hari Amal Bhakti ke-80, Kemenag Karawang Gelar Senam Kesegaran Jasmani Ketua Baru DPC PDI-P Karawang Dede Anwar, Fokus Perkuat UMKM dan Koperasi Desa

Kepala DLH Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih juga turut menilai kegiatan ini sebagai langkah strategis yang tidak hanya mendorong penerapan circular economy tetapi juga menjadi upaya nyata dalam mencegah pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran badan air akibat limbah peternakan sapi.

“Limbah kotoran sapi yang tidak dikelola dengan baik berpotensi masuk ke saluran air dan sungai, menurunkan kualitas air, serta mengganggu ekosistem. Melalui pengolahan berbasis vermikompos ini, limbah tersebut justru diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat,” ujar Ai

Menurut Jr SPV Receiving, Storage & Distribution AFT Husein Sastranegara, Aulya Apta kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kelompok binaan agar mampu melakukan produksi pupuk organik dari kotoran sapi secara mandiri dan berkelanjutan.

“Selama ini kotoran sapi sering dianggap sebagai limbah semata. Melalui kegiatan ini, kami mendorong kelompok binaan agar mampu mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi, yaitu pupuk organik vermikompos yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian sekaligus menjadi sumber penghasilan tambahan,” ujar Aulya.

0 Komentar