Dampak Langsung ke Konsumen Indonesia
Bagi pasar Indonesia, dampak krisis RAM ini berpotensi lebih berat. Konsumen domestik dikenal sensitif terhadap harga, sementara produsen harus berjuang menjaga keseimbangan antara spesifikasi dan daya beli.
Beberapa konsekuensi yang diperkirakan terjadi pada 2026 antara lain:
Harga HP naik tanpa peningkatan spesifikasi signifikan
Pilihan ponsel RAM besar semakin terbatas di kelas menengah ke bawah
Siklus ganti HP menjadi lebih panjang karena konsumen menunda pembelian
Varian “lite” atau “economy” makin mendominasi pasar
Baca Juga:Publik Banyak Belum Tahu, Atalia Praratya Hapus Foto Kebersamaan bareng Ridwa Kamil di InstagramRidwan Kamil Digugat Cerai Istri Atalia Praratya, PA Bandung Jadwalkan Sidang Perdana Pekan Ini
Situasi ini juga dapat memukul vendor kecil yang bergantung pada volume penjualan tinggi dengan margin tipis.
2025 Jadi Tahun Terbaik untuk Upgrade
Dengan kondisi tersebut, banyak pengamat teknologi menilai 2025 sebagai “tahun emas” untuk membeli smartphone. Pasokan RAM masih relatif stabil, pilihan model masih beragam, dan harga belum sepenuhnya terdampak tekanan AI secara ekstrem.
Konsumen yang berencana mengganti ponsel disarankan untuk:
Memilih perangkat dengan RAM dan penyimpanan cukup untuk jangka panjang
Mengutamakan dukungan pembaruan software yang panjang
Menghindari menunggu terlalu lama hingga 2026 jika upgrade sudah dibutuhkan
Membeli HP pada 2025 dinilai sebagai langkah antisipatif sebelum lonjakan harga menjadi tak terhindarkan.
Krisis Bukan Sementara, Tapi Struktural
Berbeda dengan siklus kenaikan harga sebelumnya, krisis RAM kali ini bersifat struktural. AI bukan tren sesaat, melainkan fondasi baru industri teknologi global. Selama permintaan AI terus tumbuh lebih cepat dari ekspansi pabrik semikonduktor, tekanan pada pasar konsumen akan tetap ada.
Dengan kata lain, persaingan antara smartphone dan AI untuk memperebutkan RAM baru saja dimulai—dan untuk sementara, AI berada di posisi terdepan.
