Kalagumarang Dihidupkan Kembali, Upaya Cibuaya Kendalikan Hama Tikus dan Cegah Bahaya Listrik Sawah

Kendalikan Hama Tikus dan Cegah Bahaya Listrik Sawah.
Kalagumarang Dihidupkan Kembali, Upaya Cibuaya Kendalikan Hama Tikus dan Cegah Bahaya Listrik Sawah. --KBEonline.id--
0 Komentar

KARAWANG, KBEONLINE.ID – Camat Cibuaya, Ahmad Mustofa, menghidupkan kembali kegiatan kalagumarang sebagai upaya pengendalian hama tikus di area persawahan. Kalagumarang merupakan metode tradisional yang dilakukan dengan cara menangkap tikus secara langsung melalui gotong royong, guna melindungi tanaman padi dan keselamatan para petani.

Ahmad Mustofa menjelaskan, kalagumarang dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengaliri lubang tikus menggunakan air dengan pompa, memberi asap atau belerang, hingga memukul tikus saat keluar dari sarangnya. Menurutnya, cara ini terbukti efektif dan aman dibandingkan penggunaan aliran listrik di sawah yang berisiko tinggi.

Ia menegaskan, penghidupan kembali kalagumarang juga bertujuan mencegah petani menggunakan jebakan listrik. Pasalnya, pada bulan sebelumnya, seorang warga Desa Kebangjaya, Kecamatan Cibuaya, meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik di persawahan karena pemilik sawah lupa mencabut aliran tersebut.

Baca Juga:[TERBARU!] Kode Redeem ML Hari Ini 24 Desember 2025Pertamina Patra Niaga Regional JBB Gelar Doa Bersama dan Santunan dalam Rangka HUT ke-68 Pertamina

“Kami ingin para petani tidak lagi menggunakan aliran listrik untuk membunuh tikus. Selain berbahaya, sudah ada korban jiwa. Kalagumarang ini solusi yang aman dan juga menghidupkan kembali semangat gotong royong,” ujar Ahmad Mustofa pada Kamis (25/12/2025).

Kegiatan kalagumarang yang dilaksanakan tersebut diikuti sekitar 100 orang. Hadir dalam kegiatan, mulai dari Kapolsek, jajaran kecamatan, lurah beserta perangkat desa, hingga para petani yang turun langsung ke sawah.

Ahmad Mustofa menyebutkan, kalagumarang merupakan kearifan lokal yang sejak dulu rutin dilakukan oleh para leluhur dalam mengendalikan hama tikus. Namun seiring waktu, tradisi gotong royong ini mulai jarang dilakukan oleh masyarakat.

Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin menghidupkan kembali budaya gotong royong antara pemerintah, petani, dan masyarakat. Bahkan, pada tahun 2026 mendatang, Ahmad Mustofa berencana mewajibkan seluruh desa di Kecamatan Cibuaya untuk melaksanakan kegiatan kalagumarang secara rutin.

Ia berharap, dengan normalisasi saluran irigasi yang telah dilaksanakan dan kondisi air yang kini sudah teratasi, tidak lagi terjadi gagal panen akibat hama tikus.

“Dulu Cibuaya sempat 3–4 musim gagal tanam karena kekurangan air, alhamdulillah sekarang sudah normal. Ke depan, dengan kalagumarang, kami ingin memastikan tidak ada lagi gagal panen karena tikus,” pungkasnya.(Aufa)

0 Komentar