‎Karawang dan Dunia: Tidak Lagi Sekadar Penonton di Ekonomi Global

‎Abbatty Angel Wowiling, S.E., Gr.
‎Abbatty Angel Wowiling, S.E., Gr.
0 Komentar

KBEOnline.id – PAGI hari di Karawang tidak lagi sekadar menggambarkan hamparan sawah seperti beberapa dekade lalu, melainkan denyut transformasi ekonomi yang nyata dan terukur. Deru kendaraan di Tol Jakarta–Cikampek II yang semakin lancar menjadi simbol keterhubungan wilayah ini dengan pusat-pusat ekonomi nasional dan global. Infrastruktur tersebut mempercepat mobilitas barang dan tenaga kerja menuju Kawasan Industri Internasional Cikampek di kilometer 47, yang berkembang sebagai episentrum manufaktur modern. Di kawasan ini berdiri pabrik-pabrik besar seperti Toyota Plant 1 hingga 3 serta LG, yang setiap tahun memproduksi jutaan unit mobil dan perangkat elektronik untuk pasar domestik maupun internasional. Dengan 32 kawasan industri seluas sekitar 14.000 hektare, Karawang menjelma sebagai tulang punggung industri Jawa Barat dan kontributor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa PDRB per kapita Karawang meningkat dari Rp115,17 juta pada 2023 menjadi Rp121,3 juta pada 2024, dengan sektor manufaktur menguasai sekitar 71 persen struktur ekonomi daerah.

‎‎Fenomena ini dapat dipahami melalui kerangka ekonomi internasional terapan. Dalam Applied International Economics, Sawyer dan Sprinkle (2020) menjelaskan bahwa ekonomi internasional mempelajari perdagangan, investasi, serta arus transaksi lintas negara sebagaimana berlangsung dalam praktik dunia nyata. Pendekatan terapan ini menekankan keterkaitan langsung antara teori dan realitas ekonomi, sehingga relevan untuk menjelaskan dinamika Karawang sebagai wilayah industri yang terintegrasi dalam jaringan produksi global. Aktivitas ekspor-impor, arus investasi langsung asing, dan transfer teknologi yang terjadi di Karawang merupakan wujud konkret dari mekanisme ekonomi internasional di tingkat daerah.

‎‎Dari perspektif perdagangan internasional, teori keunggulan komparatif David Ricardo menjelaskan spesialisasi Karawang pada industri otomotif melalui alokasi sumber daya yang efisien, didukung kedekatan geografis ke Jakarta, infrastruktur Tol Jakarta-Cikampek II, dan tenaga kerja berbiaya kompetitif yang menekan biaya peluang produksi. Karawang saat ini mengelola sekitar 12 kawasan industri seluas hampir 14.000 hektare yang menampung perusahaan multinasional, khususnya di sektor otomotif dan industri pendukung. Di Kawasan Industri Internasional Cikampek (KIIC) kilometer 47, Toyota Plant 1 hingga 3 menghasilkan jutaan unit kendaraan seperti Innova, dan Yaris setiap tahun untuk pasar domestik serta ekspor ke ASEAN dan Eropa, sementara Hyundai LG Industry (HLI) Green Power sejak 2024 memperkuat posisi daerah dalam rantai pasok kendaraan listrik global melalui produksi baterai EV.

0 Komentar