Awal 2026, Warga Pesisir Muaragembong Diminta Siaga Rob Tinggi

Banjir rob di Muaragembong.
Banjir Rob Genangi Lima Desa di Muaragembong, Ribuan Warga Terdampak. (Ist/kbeonline.id)
0 Komentar

BEKASI, KBEonline.id – Memasuki awal tahun baru 2026, masyarakat pesisir, nelayan, dan petani tambak di Kecamatan Muaragembong diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob dengan ketinggian lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Pasang air laut tertinggi diprediksi terjadi pada awal Januari 2026, bertepatan dengan fase bulan purnama, yang berpotensi kembali mengancam permukiman, tambak, dan infrastruktur pesisir.

Peringatan tersebut disampaikan Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi, yang menyebut bahwa meski genangan rob saat ini telah melandai, ancaman pasang tinggi diperkirakan kembali meningkat setelah pertengahan Desember dan mencapai puncaknya saat pergantian tahun.

Baca Juga:Daftar Redeem Code Terbaru MLBB Menjelang Akhir Tahun, Buruan Klaim Hadiah Menariknya!Pertamina RJBB Bersama Menteri ESDM RI Pastikan Kesiapan Pasokan dan Layanan Energi Jelang Nataru 2025/2026

Qurtubi menjelaskan, berdasarkan pemantauan pasang surut air laut melalui aplikasi digital, kondisi relatif aman diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Desember. Namun, pasang kembali meningkat mulai 16 hingga 22 Desember seiring pergantian fase bulan, sebelum mencapai puncaknya pada awal Januari 2026.

“Untuk beberapa hari ke depan sampai Senin tanggal 15 masih aman. Mulai tanggal 16 sampai 22 Desember pasang naik lagi. Puncaknya nanti di tanggal 1 Januari, itu sudah lumayan besar,” ujar Qurtubi saat dikonfirmasi, Selasa (30/12).

Ia menyebutkan, titik tertinggi pasang rob diprediksi terjadi pada Sabtu, 3 Januari 2026, bertepatan dengan fase bulan purnama. Ketinggian pasang air laut diperkirakan mencapai 0,84 meter, lebih tinggi dibandingkan puncak rob Desember yang tercatat di angka 0,81 meter.

“Januari itu pasang robnya lebih tinggi dibanding Desember. Biasanya akurasi aplikasi ini cukup tinggi, margin error-nya di bawah lima persen. Jadi potensi rob awal tahun nanti memang perlu diantisipasi,” jelasnya.

Memasuki tahun baru, kesiapsiagaan masyarakat pesisir Muaragembong dinilai semakin baik. Qurtubi mengatakan, sebagian besar warga kini telah terbiasa memanfaatkan aplikasi pemantau pasang surut air laut dan prakiraan cuaca melalui telepon seluler. Informasi tersebut menjadi rujukan utama warga untuk bersiap menghadapi kemungkinan banjir rob.

“Masyarakat sekarang sudah banyak yang pakai aplikasi. Bisa memantau pasang-surut, curah hujan, ombak, sampai cuaca. Nelayan juga menggunakan itu untuk melihat aktivitas ikan. Jadi mereka sudah lebih siap,” terangnya.

Meski demikian, dampak rob yang terjadi sebelumnya masih menyisakan kerugian besar. Di Desa Pantai Bahagia, sekitar 1.200 hektare tambak ikan dan udang terdampak, menyebabkan hasil panen hilang dan membutuhkan biaya besar untuk pemulihan.

0 Komentar