Selain sektor perikanan, infrastruktur pesisir juga mengalami kerusakan. Sejumlah tanggul dan jalan yang sebelumnya berada di elevasi lebih tinggi kini tergerus air laut. Salah satunya jembatan penghubung antara RW 03 dan RW 04 Desa Pantai Bahagia yang berada di bantaran Sungai Citarum dan mengalami kerusakan cukup parah.
“Dampaknya ke infrastruktur, tanggul, jalan, dan tambak yang tadinya tinggi. Perbaikannya butuh biaya besar. Ikan dan udang juga banyak yang hilang,” kata Qurtubi.
Lebih jauh, ia menyoroti penurunan muka tanah yang dinilai semakin signifikan di wilayah Muaragembong dalam lima tahun terakhir. Menurutnya, rob yang semakin tinggi dan sering tidak hanya dipicu faktor pasang laut, tetapi juga penurunan permukaan tanah yang cepat.
Baca Juga:Daftar Redeem Code Terbaru MLBB Menjelang Akhir Tahun, Buruan Klaim Hadiah Menariknya!Pertamina RJBB Bersama Menteri ESDM RI Pastikan Kesiapan Pasokan dan Layanan Energi Jelang Nataru 2025/2026
“Penurunan muka tanah di Muaragembong sangat terasa, padahal tidak ada industri besar. Hampir setiap rumah punya sumur bor, ditambah penggunaan air tanah untuk pertanian. Ini kemungkinan besar mempercepat penurunan tanah,” tandasnya. (Iky)
