Kesalahan hari ini bisa berdampak bertahun-tahun ke depan.
Literasi Keuangan Jadi Benteng Terakhir
Fenomena pinjol ilegal menunjukkan masih rendahnya literasi keuangan di masyarakat. Oleh karena itu, edukasi menjadi kunci utama agar masyarakat tidak mudah terjebak.
Beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan:
Pertama, bedakan kebutuhan dan keinginan.
Pinjaman seharusnya untuk kondisi darurat, bukan demi gaya hidup atau gengsi seperti membeli gadget terbaru.
Kedua, cek legalitas platform.
Pastikan pinjaman terdaftar dan diawasi OJK melalui situs resmi www.ojk.go.id. Jangan pernah percaya pada aplikasi yang tidak jelas identitasnya.
Ketiga, pilih lembaga keuangan resmi.
Baca Juga:Ini Target Tabungan Ideal Berdasarkan Usia yang Perlu Kamu Tahu! Kamu Punya Tabungan Berapa?Belanja Online Suka Bikin Duit Abis? Diprediksi 2026 Konsumen Berbalik ke Toko Offline
Bank dan BPR memiliki perjanjian kredit yang transparan, bunga yang diatur, jangka waktu jelas, serta mekanisme pembinaan bagi nasabah yang mengalami kesulitan.
Keempat, berhitung sebelum meminjam.
Jangan tergiur kemudahan cair cepat. Pinjaman harus disesuaikan dengan kemampuan membayar agar tidak muncul niat menunda atau menghindar dari kewajiban.
Teknologi Harus Membantu, Bukan Menghancurkan
Pinjol ilegal adalah contoh bagaimana teknologi, jika tidak diiringi edukasi, justru bisa menjadi alat penghancur.
Bukan hanya uang yang hilang, tetapi juga ketenangan hidup, reputasi, relasi sosial, dan masa depan finansial.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan bijak.
Satu klik yang salah hari ini, bisa menjadi penyesalan panjang di kemudian hari.
Ingat, pinjaman boleh cepat cair, tapi dampaknya bisa sangat lama.
