KBEONLINE.ID – Kesalahan paling besar dalam wacana kebebasan finansial hari ini adalah ketika maknanya direduksi menjadi simbol. Kebebasan dipersempit jadi mobil mahal, liburan panjang, dan hidup tanpa kerja. Padahal kebebasan sejatinya tidak pernah bicara soal berhenti beraktivitas, melainkan soal berhenti hidup dalam ketakutan. Ketika seseorang punya cukup cadangan untuk menolak lingkungan kerja yang merusak, ketika keputusan hidup tidak lagi ditentukan oleh kecemasan soal besok makan apa, di situlah kebebasan mulai terasa. Bukan di pantai, tapi di kepala.
Narasi pensiun muda yang diagungkan sering lupa satu hal mendasar: manusia bukan mesin yang bisa dimatikan begitu saja. Tanpa tantangan, tanpa tujuan, banyak orang justru kehilangan arah dan kewarasan. Yang melelahkan bukan bekerja, melainkan bekerja tanpa pilihan. Karena itu, kebebasan finansial yang sehat bukan berarti berhenti kerja, tapi bekerja dari posisi berdaya. Punya ruang untuk berkata tidak, punya waktu untuk memilih ulang, dan tidak tergantung pada satu pintu rezeki yang bisa ditutup kapan saja.
Masalah berikutnya adalah bias keberhasilan yang terus direproduksi. Publik hanya disuguhi cerita mereka yang selamat dan sukses, sementara kegagalan disembunyikan seolah tidak pernah ada. Banyak figur yang dijadikan panutan ternyata memulai dari landasan yang tidak setara: modal keluarga, jaringan kuat, dan jaring pengaman yang membuat kegagalan tidak pernah benar-benar fatal. Ketika orang biasa meniru langkah yang sama tanpa perlindungan itu, risikonya tidak romantis. Bukan jatuh sebentar lalu bangkit, tapi bisa kehilangan stabilitas hidup. Menyamakan dua kondisi yang sangat berbeda ini bukan inspirasi, melainkan penyesatan.
Baca Juga:Persib Bandung Makin Tak Terbendung, Ini Deretan Kehebatan Maung Bandung di Indonesia dan AsiaJangan Salah Beli, Ini Dia Oleh-Oleh Khas Garut yang Wajib Kamu Bawa Pulang
Di balik wajah optimistis dan jargon motivasi, bisnis utama banyak “pendidik finansial” justru bukan terletak pada investasi atau usaha produktif, melainkan pada penjualan harapan. Kelas daring, e-book, dan komunitas eksklusif dijajakan dengan janji jalan pintas. Kemewahan dijadikan bukti semu, padahal sering kali hanya properti visual untuk membangun kepercayaan. Secara logika sederhana, jika sebuah metode benar-benar konsisten menghasilkan kekayaan besar, ia tidak perlu dipasarkan secara massal. Ia cukup dipraktikkan dalam diam.
