MOMENTUM PEREMPUAN SALING MENGUATKAN

MOMENTUM PEREMPUAN SALING MENGUATKAN
0 Komentar

Makna Peringatan Hari Kartini Bagi Sri Rahayu Agustina

ANGGOTA Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat dari Partai Golkar Sri Rahayu Agustina,memandang peran penting perempuan bagi yang merayakan Hari Kartini di era pandemi Covid-19 ini di tengah keluarga dan masyarakat adalah bersyukur kepada Allah SWT atas kemuliaan yang diberikan tuhan.
Hal ini terbukti dari Al-qur’an yang menyebut perempuan dengan Annisa’ atau Ummahat. Maknanya sama dengan ibu, atau dan tiang suatu negeri.
“Masyarakat yang baik lahir dari Ibu yang baik. “Ibu (an-Nisa’) adalah tiang negeri” (al Hadist). Jika kaum perempuan dalam suatu negeri berbudi pekerti baik (shalihah), niscaya akan sejahtera negeri itu”,” ujar Sri Rahayu saat dihubungi melalui Akun WhatsAppnya, Rabu (21/4).
Politikus Parta Golkar ini melihat relevansinya dengan makna Hari Kartini di era pandemi ini adalah bagaimana setiap insan perempuan Indonesia harus dapat menyelami sejarah kehidupan Ibu Kartini yang bisa menjadi tauladan bagi kaum perempuan Indonesia.
Dia menambahkan salah satu karakter Kartini adalah ketekunannya dalam melakukan perubahan. Para perempuan dengan konsep sisterhood, saling bekerjasama, juga dapat melakukan banyak hal yang positif untuk mengatasi pandemi ini.
“Modalitas sisterhood, bekerja dengan hati serta profesional, sebagaimana dicontohkan oleh komunitas atau organisasi perempuan yang ada di Nusantara ini akan membantu mengadang Covid-19 ini secara signifikan,” kata Sri Rahayu.
Hal ini sejalan dengan teori perbedaan yang menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan itu mempunyai keunikan sendiri-sendiri yang saling melengkapi, perempuan itu bekerja dengan hati, mempunyai jiwa keibuan yang selalu ingin melindungi anaknya, memberikan kehangatan pada anak-anaknya, dekat dengan alam, kelekatan dalam sisterhood, dan karakter positif lainnya yang berbeda dengan laki-laki.
Legislator asal Karawang ini melanjutkan Dalam Pandangan Syarak (Syariat Agama Islam) disebutkan ad-dunya mata’un, wa khairu mata’iha al mar’ah as-shalihah artinya perhiasan paling indah adalah perempuan saleh (perempuan yang istiqamah pada peran dan konsekuen dengan citra-nya).
“Risalah Agama mengutamakan pendidikan akhlaq. Sebuah bangsa akan tegak dengan kokoh karena etika moral dan akhlaknya. Etika dan moral itu dibentuk oleh budaya dan ajaran agama. Moral anak bangsa yang rusak, membuat bangsa terkoyak,” tegasnya.

0 Komentar