Askun: Bupati Cellica Jangan Arogan pada Warganya

Askun: Bupati Cellica Jangan Arogan pada Warganya
Praktisi Hukum, Asep Agustian
0 Komentar

KARAWANG-  Unggahan klarifikasi Bupati Karawang, Cellica
Nurrchadiana di akun instagram pribadi miliknya soal tidak adanya penjemputab
atlet Karawang peraih medali emas Sea Games 2019, Emma oleh Pemkab Karawang menuai banyak kritikan.

Politisi
Partai Demokrat ini disebut terlalu reaktif. Bahkan ceroboh apalagi sampai
memposting salah satu foto warganya sendiri kendati mukanya ditutup oleh
emoticon.

Hal itu
dinilai dapat menggiring opini publik dan menjadi tekanan luar biasa bagi warga
yang diketahui bernama Desi
Lestari dari Karang Taruna  Adiarsa Timur
itu. “Saya tidak habis pikir kenapa bisa begitu. Padahal itu kritikan sekaligus
masukan yang bagus dari warga kepa pemerintah daerah, toh faktanya begitu ada
atlet orang Karawang, peraih medali emas, membanggakan tanah lahirnya, pulang
tak dijemput pemerintah daerah,” kata praktisi hukum yang mengaku ditunjuk
menjadi kuasa hukum, Desi Lestari, Asep Agustian atau kerap disapa Askun.

Baca Juga:Duka di Goa Lele: Terjebak di Kedalaman 20 Meter Tiga Mahasiswa TewasPolitisi Golkar Ini Minta Cellica Copot Yesi dari Dewas RSUD

Sebelumnya,
bahkan Desi sudah membuat surat
terbuka yang ditukkan kepada Cellica. Ia keberatan dengan sejumlah poin
klarifikasi yang ditulis Cellica di akun pribadinya. Apalagi disana memuat foto
Desi bersama sang atlet Emma, kendati di sana bagian muka Desi ditutup
emoticon.

Berikut isi
surat terbuka Desi:

KEPADA YTH.
BUPATI KARAWANG

IBU dr.
CELLICA NURRACHADIANA.

Ibu
Bupati……

Apakah ada
yang salah dengan tindakan saya dan organisasi Karang Taruna Kelurahan Adiarsa
Timur, sampai ibu harus memposting ulang foto saya bersama Emma Ramadaniah
(Peraih Medali Emas Cabor Sambo), dengan menutup wajah saya?

Foto saya
gak usah ditutup bu, kan saya bukan orang yang diduga terlibat kejahatan🤣. Kalaupun kami viral paling banter
cuma sepekan, setelah itu lewat.

Rasanya tak
mungkinlah mengalahkan popularitas kepala daerah yang memiliki beragam
kebijakan dan kekuasaan. Lagi pula diantara kami belum ada yang mau maju dalam
Pilkada. Kami hanyalah buruh, dengan penghasilan yang bisa diukur.

Kami juga
menyesalkan ada tulisan :

“Jangan
beropini sebelum kita mengetahui fakta yg sebenernya terjadi karena itu akan
menimbulkan fitnah 😇 InsyaAllah akan lgsg sy klarifikasi”

0 Komentar