Catin Boleh Gelar Akad Nikah di Luar KUA

Catin Boleh Gelar Akad Nikah di Luar KUA
Kepala Kantor Kemenag Karawang, H. Sopian
0 Komentar

KARAWANG – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang menyampaikan pelaksanaan akad nikah di Kabupaten Karawang boleh digelar calon pengantin (Catin) di luar kantor urusan agama (KUA).

“Dengan terbitnya surat edaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor: P-006/DJ.III/Hk.00.7/06/2020 tanggal 10 Juni 2020 tentang pelayanan nikah menuju masyarakat produktif aman covid-19, maka pelaksanaan akad nikah boleh dilakukan di luar KUA,” ujar Kepala Kantor Kemenag Karawang, H. Sopian kepada KBE, baru-baru ini.

Dikatakan Sopian, akad nikah di luar KUA seperti dilaksanakan di rumah, masjid atau gedung pertemuan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan semaksimal mungkin mengurangi kontak fisik mulai dari pendaftaran nikah, pemeriksaan nikah dan pelaksanaan akad nikah.

Baca Juga:Para Pelaku Edarkan Ganja dalam PipaDPRD Sudah Bahas Pokir 2021

“Untuk pendaftaran nikah dapat dilakukan secara online antara lain melalui website simkah.kemenag.go.id, telepon, e-mail atau secara langsung ke KUA Kecamatan,” ucapnya.

Prosesi akad nikah yang dilaksanakan di KUA atau di rumah, jelas H. Sopian, boleh diikuti sebanyak-banyaknya 10 orang. Sedangkan prosesi akad nikah yang dilaksanakan di masjid atau gedung pertemuan bisa diikuti sebanyak-banyaknya 20 persen dari kapasitas ruangan dan tidak boleh lebih dari 30 orang.

“KUA Kecamatan wajib mengatur hal-hal yang berhubungan dengan petugas, pihak catin, waktu dan tempat agar pelaksanaan akad nikah dan protokol kesehatan dapat berjalan dengan maksimal,” jelasnya.

Lebih lanjut, H. Sopian menambahkan, dalam pelaksanaan akad nikah di luar KUA, Kepala KUA Kecamatan dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak terkait dan/atau aparat keamanan untuk pengendalian pelaksanaan pelayanan akad nikah agar dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Jika ada pelanggaran protokol kesehatan, penghulu wajib menolak pelayanan nikah disertai alasan penolakannya secara tertulis yang diketahui oleh aparat keamanan,” katanya. (ayi/mhs)

0 Komentar