Empat Kriteria Penentu Jurusan di Smansa

Empat Kriteria Penentu Jurusan di Smansa
PEMBELAJARAN : Dua orang guru di SMAN 1 Karawang sedang mengajar via daring dari sekolah.
0 Komentar

Psikotes Digelar Secara Daring

KARAWANG– Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online, tahun ajaran 2020/2021 telah usai. SMAN 1 Karawang pada tahun ajaran ini punya 360 siswa baru yang bakal dibagi pada 10 ruang kelas. Untuk menentukan jurusan atau peminatan kelas. SMAN 1 Karawang memiliki empat kriteria khusus. Di antaranya, nilai rapot SMP, materikulasi, angket peminatan, serta hasil psikotest siswa baru. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Lati Andriani mengungkapkan, SMAN 1 Karawang memiliki 3 jurusan peminatan kelas. Diantaranya, IPA, IPS, dan Bahasa. Lati tak menampik, jika mayoritas siswa yang masuk ke sekolah dengan nama beken Semansaka itu, menginginkan jurusan IPA. Karena itu, pihaknya merancang bakal memperbanyak ruang kelas IPA seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Idealnya sih 6 kelas IPA, 2 kelas IPS, dan 2 kelas Bahasa. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk 7 IPA, 2 IPS, dan 1 Bahasa,” ujar Lati kepada KBE, kemarin (21/7) di sekolah.

Namun, lanjut Lati, formasi kelas yang bakal digunakan pada tahun ajaran baru ini tak lepas dari hasil psikotes yang tengah dijalani para siswa secara daring.

Baca Juga:Proyek KCIC Ganggu PetaniSediakan Beasiswa dan Penurunan Uang Kuliah

“Semua kita lakukan secara daring. Baik materikulasi, hak angket, maupun psikotes. Anak-anak Smansaka memang sudah terbiasa dengan teknologi,” kata Lati.

Sementara, Guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMAN 1 Karawang, Dewi Murgiastuti menambahkan, kegiatan psikotes di Smansaka digelar dengan lembaga psikotes yang profesional.

Kata Dewi, pelaksanaan psikotest secara online ini baru pertama kali di laksanakan di Smansaka. Karena itu, ia sangat mewanti-wanti, agar siswa baru dapat menguasai aplikasi yang digunakan layaknya pelaksanaan UNBK.

“Beberapa hari sebelumnya kita beri mereka waktu untuk mempelajari aplikasi psikotestnya, dengan menonton video. Saya yakin mereka bisa, karena pelaksanaannya tak jauh beda dengan UNBK,” jelasnya.

Bagi siswa yang kesulitan alat maupun signal, kata Dewi, pihak sekolah telah menyiapkan tempat dan ruangan khusus di sekolah. Untuk digunakan siswa belajar daring maupun kebutuhan pembelajaran lainnya.

“Tapi sejauh ini belum ada siswa yang datang ke sekolah untuk menggunakan fasilitasnya tersedia. Kami berharap, artinya siswa sudah paham dan mengerti metode pembelajaran daring ini,” tandasnya.(wyd/mhs)

0 Komentar