Entaskan Angka Putus Sekolah, PKBM Assolahiyah Kembangkan Pendidikan Berbasis Lingkungan

Entaskan Angka Putus Sekolah, PKBM Assolahiyah Kembangkan Pendidikan Berbasis Lingkungan
PKBM Assolahiyah masuk ke pelosok desa kembangkan pendidikan berbasis lingkungan untuk mewadahi anak-anak yang putus sekolah agar tetap mengenyam pendidikan.
0 Komentar

KARAWANG – Pandemi covid-19 yang
berkepanjangan membuat banyak siswa di pelosok desa putus sekolah. Kebanyakan,
mereka adalah lulusan SD tahun pelajaran 2020/2021. Tak melanjutkan
pendidikannya ke jenjang SMP sederajat, karena kondisi ekonomi dan kesehatan.

Melihat kondisi itu, Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Assholahiyah Karawang bekerja sama dengan Forum Daerah Aliran
Sungai (Fordas) Cilamaya, membuat satu sistem sekolah berbasis lingkungan untuk
menjaring anak-anak petani dan nelayan yang putus sekolah.

Direktur PKBM Assholahiyah Karawang, Heru
Saleh, kepada KBE, mengungkapkan, program sekolah berbasis lingkungan merupakan
bentuk inovasi PKBM Assolahiyah di tengah pandemi covid-19.

Baca Juga:Gubernur: PPKM Darurat Belum Memuaskan!DAK Infrastruktur Diminta Digeser ke BTT Covid-19

Dikatakan Heru, meski dalam kondisi yang
serba sulit, anak-anak di pelosok desa tetap memiliki hak untuk mengenyam
pendidikan yang layak. Karena itu, dengan dukungan banyak pihak. Termasuk
Fordas Cilamaya dan pemerintah desa. Program sekolah berbasis lingkungan
akhirnya diluncurkan.

“Kami menjaring anak-anak yang putus sekolah di Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan. Itu desa di ujung Karawang, perbatasan dengan Subang. Kebetulan lokasinya strategis untuk pembelajaran sekolah berbasis lingkungan,” ujar Heru, Selasa, (6/7/2021).

Heru melanjutkan, pendidikan berbasis
lingkungan perlu dikembangkan di Kabupaten Karawang. Mengingat kondisi pandemi
saat ini mendorong semua untuk sadar pentingnya menjaga kesehatan dan
lingkungan.

“Dengan menggunakan protokol kesehatan
yang ketat, kami mendatangi masyarakat khususnya yang putus sekolah untuk bisa
melanjutkan ke jenjang berikutnya. Tidak ada alasan untuk putus sekolah karena
model pendidikan Kesetaraan yang ada di PKBM Assolahiyah menggunakan model
mandiri dan online,” paparnya.

Heru menambahkan, konsep sekolah berbasis
lingkungan ini mungkin bukan yang pertama. Namun, grand desain yang sudah ia
rancang akan membuat konsep ini disukai oleh masyarakat. Khususnya, warga di
pelosok desa yang dekat dengan alam.

Konsep belajar berbasis lingkungan, lanjut
dia, tentu saja akan mengajarkan anak untuk tetap produktif selama di rumah.
Selain belajar, konsep ini juga mengajarkan anak menuju ke arah wirausaha.

“Jangan sampai kondisi pandemi ini
dijadikan alasan untuk anak tidak belajar. Bentuk tanggung jawab PKBM
Assolahiyah dan pemerhati pendidikan lainnya, ingin memastikan tidak ada lagi

0 Komentar