Anak yang mengalami stunting bisa kita lihat dari poatur tubuhnya. Biasanya anak yang mengalami stunting akan mempunyai postur tinggi badan yang cenderung lebih pendek dari teman sebayanya. Namun Moms tidak pelru khawatir, karena Moms bisa cegah stunting sesuai fase dan umur anak.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), stunting adalah kondisi perawakan pendek pada balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Pada tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai negara dengan tingkat stunting tertinggi setelah India, Nigeria, dan Pakistan.
Stunting dapat diidentifikasi dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar yang seharusnya. Dalam konteks medis, kondisi stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan yang dianggap normal.
Baca Juga:Ternyata Ini Penyebab Jerawat di Dahi lho!Ketahui Pengaruh Kehamilan Terhadap Kesehatan Mental Ibu
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko stunting, dan salah satu faktor utamanya adalah kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang. Terdapat persepsi umum bahwa faktor genetik berperan besar dalam pertumbuhan anak yang pendek, tetapi kenyataannya, kontribusi genetika hanya bersifat sebagian kecil dalam kondisi kesehatan anak.
Penting untuk dicatat bahwa anak yang memiliki postur tubuh pendek tidak selalu mengalami stunting. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami ciri-ciri anak yang mengalami stunting dan yang tidak.
Upaya pencegahan stunting selama masa kehamilan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Rutin menjalani pemeriksaan kehamilan, mengonsumsi makanan kaya kalori, protein, dan mikronutrien, deteksi penyakit melalui pemeriksaan kesehatan, serta melahirkan di fasilitas kesehatan merupakan langkah-langkah yang dapat diambil.
Masa Balita
Dalam program pencegahan stunting pada balita, langkah awal dapat dimulai dengan pemantauan kesehatan pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Selanjutnya, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada awal kehidupan, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, serta merangsang perkembangan anak sejak dini. Penting juga untuk menjalani imunisasi sesuai pedoman pemerintah guna melindungi anak dari berbagai penyakit.
Fase Remaja Putri
Menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, remaja yang menderita anemia berpotensi mengalami anemia saat hamil setelah menikah. Jika tidak diatasi, risiko pendarahan saat persalinan, bayi berat badan rendah, dan kelahiran anak stunting dapat meningkat. Upaya mengatasi anemia dan mencegah stunting melibatkan pemberian makanan bergizi tinggi zat besi, vitamin B12, dan asam folat, serta pemeriksaan kesehatan rutin untuk deteksi dini dan penanganan medis yang sesuai.