Pemdes Muarabaru Manfaatkan Momentum Viralnya Pulau ‘Baru
Demam wisata pantai sempat melanda warga Karawang diakui atau tidak, diidap oleh sebagian besar warga Karawang. Wisata mangrove dan snorkling di tengah laut di Cilamaya sebenarnya wajib dijadikan destinasi wisata laur di Karawang. Di sisi lain, menjadi primadona bagi pemerintah desa untuk menggali pundi-pundi rupiah dari sektor pariwisata. KEHADIRAN pulau baru di pesisir pantai Desa Muarabaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, tak ingin di sia-siakan pemerintah desa di sana. Melihat hamparan pasir luas di tengah laut, Pemerintah Desa Muarabaru berfikir, akan memanfaatkannya jadi destinasi wisata.
Momentum viral semacam ini, memang sering dijadikan potensi wisata oleh pemerintah desa di pesisir Karawang. Sebelum muncul pulau pasir di Desa Muarabaru. Sebelumnya sudah ada Museum BMKT di Desa Sukakerta dan Kebun Melon Emas di Desa Muara yang viral dan menyedot perhatian warga.
Belajar dari situ, Kepala Desa Muarabaru, Ato Sukanto mengaku tak ingin ketinggalan momentum. Ia beserta jajaran dan Muspika Kecamatan Cilamaya Wetan, langsung bersiap untuk menggali potensi wisata di pulau baru itu.
Baca Juga:Ukir Sejarah Tembus PorprovDPRD Minta Data Bansos Cukup dari Dinsos
“Rencananya kita mau buat semacam taman laut dan resort di sini,” ungkap Ato kepada KBE, senin (8/3/2021) usai meninjau langsung lokasi pulau pasir yang viral di bibir pantai.
Ato mengatakan, hasil survei yang dilakukan bersama Muspika Cilamaya Wetan, bersama unsur TNI dan Polri kemarin. Sedimentasi yang terjadi di bibir pantai Desa Muarabaru itu sangat luas. Bahkan, bisa sampai puluhan hektare.
Ato bilang, lokasi itu memang sudah sejak lama ada disana. Gundukan karang gosong yang bercampur pasir. Membentuk sedimentasi di sepadan pantai, yang membuatnya muncul seperti pulau.
“Lokasinya memang strategis, disini sangat indah dan eksotis,” kata dia.
Seolah tak ingin sama seperti tempat-tempat yang sempat viral, Ato mengaku bakal merancang gundukan karang gosong ini jadi wisata yang terintegritas. Dengan harapan, mendongkrak pendapatan asli desa. Juga meningkatkan penghasilan masyarakat desa disana.
“Memang lokasi ini sudah direncanakan jadi tempat wisata. Tapi momentumnya selalu meleset. Kemarin (tahun 2020,red) malah Pandemi,” ujar pria paruh baya ini.