***Sejumlah Pemukiman Masih Terkepung Air KOTA BEKASI– Seorang pria bernama Tisin meninggal saat banjir melanda wilayah Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Minggu (23/2/2020). Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan korban diduga meninggal tersengat listrik. “Diduga tersengat arus listrik pada saat hujan deras,” kata Yusri dalam keterangan tertulis, Senin (24/2/2020). Kejadian bermula saat korban bersama rekannya tengah berjaga di pos keamanan sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu (23/2/2020). Saat itu, terjadi hujan deras disertai petir. Akibat hujan tersebut, banjir menggenangi kawasan Medan Satria, Bekasi. Volume air meninggi. Korban lalu tiba-tiba terjatuh.
Yusri menuturkan rekan korban langsung ingin membantu. Namun, dia curiga bakal tersengat listrik andai membantu korban.
“Listrik dimatikan terlebih dahulu, saksi membantu mengangkat korban dan membawa ke rumahnya,” ujarnya.
Baca Juga:TPS Banjir, Warga Tetap Salurkan Hak SuaraKurangi Sampah Plastik, Purwakarta Gagas Sejuta Tumbler
“Kejadian itu diketahui saksi yang melihat ada baju yang mengapung kemudian mendekati, melihat ada tangan menempel ke pos keamanan,” tutur Yusri.
Yusri menyebut pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan proses autopsi. Saat ini, korban telah dimakamkan oleh pihak keluarga.
Diketahui, banjir melanda sejumlah wilayah Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (23/2/2020). Jalan raya hingga pemukiman terendam volume air akibat hujan deras. Masih Terendam Sejumlah kawasan di Kota Bekasi terendam banjir akibat diguyur hujan lebat sejak Minggu (23/2/2020) dini hari. Dua wilayah yang terkena banjir cukup parah yakni di Perumahan Pondok Ungu Permai (PUP) dan perumahan elit Kota Harapan Indah (KHI), Bekasi Utara. Salah satu warga PUP, Erni mengaku bahwa air sudah mulai menggenang di depan jalan sekitar pukul 01.30 WIB. Lantaran hujan yang tak kunjung berhenti, ketinggian air semakin meningkat hingga akhirnya masuk dalam rumah. “Itu jam tiga-an udah mulai masuk itu (air) semata kaki. Parah hujannya deres banget enggak pakai berhenti sampai pagi,” katanya kepada awak media. Dia tidak kaget lantaran perumahan ini memang sudah langganan banjir sejak dulu. Namun, tahun ini terasa lebih menyiksa karena lebih dari sekali terjadi. “Banjir begini dari bulan kemarin ada sampai empat kalinya. Paling parah banget udah tahun ini,” ujarnya. Senasib dengan Erni, rumah Tata di KHI pun tak luput dari genangan air. Bahkan, PLN sudah mematikan listrik di kawasan tersebut sejak pukul 03.00 WIB. “Banjirnya sudah lumayan tinggi, jadi mati lampu,” katanya. Dia pun senada bahwa banjir yang terjadi tahun ini adalah yang terparah, yang pernah terjadi di Kota Bekasi. Bahkan, ia baru kali ini kebanjiran. “Sepanjang tiga tahunan tinggal di sini, baru ini sih ngerasain kebanjiran. Mudah-mudahan ada solusi sih dari pemerintah,” ujarnya. (bbs/dhy/mhs)