Gaya Rumit Emil Hadapi 2024

0 Komentar

BANDUNG- Sosok Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang disebut sedang mempersiapkan diri maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dinilai mengkhawatirkan. Pasalnya, selain Ridwan Kamil masih berstatus non kader partai dan terbebani tugas sebagai gubernur, waktu pelaksanaan Pilpres masih jauh.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil beberapa waktu lalu menemui Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
“Kalau ngeliat gaya RK hari ini rumit,” ujar Pakar Politik Universitas Padjadjaran, Prof. Muradi.
Menurutnya, Ridwan Kamil jangan setengah hati jika ingin maju dalam perhelatan Pilpres 2024. Bahkan, situasi ini dinilai menjadi tantangan buat Ridwan Kamil agar berani menjadi kader Partai.
“Karena dia bukan orang partai kemudian mesin politiknya belum bekerja, kemudian lebih pada simpul dia sendiri berbeda dengan Anies dan Ganjar, tim politiknya bekerja, jadi sekarang ini kembali ke figur dia sendiri,” katanya.
Bahkan, Ridwan Kamil dinilai harus segera menjalankan tim politik. “Ada opsi berpartai atau tidak berpartai, pernyataan RK akan masuk dalam partai politik hari ini itu salah satu sinyal bahwa akhirnya dia memutuskan ikut partai,” katanya.
Terpisah, Ridwan Kamil mengakui perhelatan Pilpres 2024 masih jauh. “Bagi saya, 2024 adalah hal yang belum jelas, belum pasti dan masih jauh. Dan saya juga harus tahu diri, karena menyadari banyak kekurangan,” katanya.
“Yang pasti-pasti saja, bahagiakan warga Jawa Barat dengan bekerja fokus kendalikan pandemi, pulihkan ekonomi ciptakan lapangan pekerjaan, selesaikan tugas di sisa jabatan, terus berinovasi walau rencana-rencana pembangunan banyak dirampok covid-19,” tambahnya.
Sementara itu, pengamat politik UPI Karim Suryadi menuturkan masuknya Kang Emil ke parpol bakal membawa dampak segar bagi dinamika politik di lingkungan internal partai. Menurut dia, kompetisi di internal parpol lebih kompetitif.
“Jadi kalau Ridwan Kamil memutuskan masuk parpol dan ditakdirkan maju sebagai capres menurut saya bukan hanya baik bagi dirinya yang akan mempunyai preverensi politik yang tegas, tetapi juga menurut saya baik bagi proses demokrasi di Indonesia. Karena apa? Akan membuka persaingan internal partai politik. Sebab hanya di Indonesia ketua umum parpol itu begitu menonjol perannya. Coba bandingkan dengan parpol negara lain di Amerika Inggris Eropa lain jarang kita mendengar ketua partai politik itu. Karena apa? Mereka sudah mempunyai mekanisme menominasikan kandidat jadi melalui konvensi, pemilu internal dan lainnya,” tutur dia.

0 Komentar