Anak Penyandang Autisme: Terlupakan Oleh Disdik?

0 Komentar

KARAWANG –Dinas Pendidikan menjadi salah satu instansi yang terbesar menerima gelontoran APBD bersama—Dinas Kesehatan dan Dinas PUPR. Namun kenyataan itu tak menjamin seluruh komponen pendidikan di Karawang bisa merasakan manfaatnya. Belakangan ini yang paling menjadi sorotan adalah infrastruktur sekolah yang masih buruk. Apalagi disusul banyaknya bangunan-bangunan sekolah yang roboh. Tapi di samping itu, masih ada yang sampai sejauh ini nasib dan haknya sama sekali dianggap sepele oleh Pemkab Karawang, yakni anak berkebutuhan khusus (ABK). ABK atau anak penyandang autisme selama ini tak pernah benar-benar diperhatikan secara serius oleh Pemkab Karawang. Khusunya Dinas Pendidikan. Bahkan hal ini dibenarkan oleh Ketua PGRI Karawang, Nandang Mulyana yang juga pernah menjaba sebagai sekretaris Dinas Pendidikan Karawang. Nandang blak-blakkan menutukan, sampai sejauh ini belum ada program dari Pemkab Karawang—-Dinas Pendidikan—yang konsen ditujukan bagi anak-anak berkebutuhan khusu atau penyandang autisme. “Seharusnya diprogramkan di anggaran perubahan dengan menggunakan anggaran dari APBD,” kata Nandang kepada KBE. Nandang pun meluapkan rasa keprihatinannya saat menengok salah satu yayasan pendidikan yang menerima anak berkebutuhan khusus yang sama sekali tak tersentuh perhatian oleh Pemkab Karawang. Khususnya Dinas Pendidikan. Yayasan ini menghidupi Sekolah Dasar (SD) Alam Jomin Cikampek yang saat ini memiliki siswa anak berkebutuhan khusu sebanyak 15 anak. “Kalau bisa buat seperti dana bos jadi setiap tahunnya mereka bisa mendapatkan bantuan,” ungkapnya. Ia pun meyakini sejauh ini Dinas Pendidikan tak memiliki data valid berapa jumlah anak yang berkebutuhan khusus secara keseluruhan baik yang mendapatkan akses pendidikan mandiri maupun yang sama sekali terpaksa tak bisa mengenyam akses pendidikan lantaran keterbatasan biaya. Buakan tanpa sebab. Sejauh yang dia ketahui, yayasan-yayasan yang berjalan menyediakan akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus kebanyakan bisa hidup dari kantong orang tua si anak berkebutuhan khusus. Alias tidak dihidupi bantuan pemerintah. ” Kita pengennya bantuan untuk anak-anak autis nanti itu berlaku buat semua orang, mau miskin mau kaya tetap mendapatkan bantuan,” tuturnya. “Prihatin kalau saya liat, gimana nasib yang keluarga tidak mampu karena pendidikan adalah hak semua orang tidak ada batasan,” timpalnya. KBE pun coba mengunjungi salah satu yayasan pendidikan yang membuka pintu bagi anak-anak berkebutuhan khusus di sekitar Cikampek. SD itu bernama SD Alam Jomin Cikampek. Sedikitnya ada 15 anak-anak berkebutuhan khusus yang setiap harinya diajari dengan sabar oleh para tenaga pengajar. Wajah anak-anak itu nampahk semringah. Kepala SD Alam Jomin, Tini mengatakan, saat ini ia menilai kepedulian Pemkab Karawang pada anak-anak berkebutuhan khsusu masih sangat-sangat buruk.” Mereka sulit untuk bergaul dan hidup di lingkungan masyarakat sudah seharusnya pemerintah juga menyediakan sekolah maupun bantuan untuk mereka terutama dalam pendidikan,” ucapnya. Soal bantuan, ia akui buka satu, dua kali ia mendapat kabar sekolahnya akan dibantu oleh pemerntah. Sebanyak itu juga kekecewaan Tini terulang lantaran bantuan yang dijanjikan tsama sekali tak pernah sampai. ” Sejak dulu denger mau ada bantuan dari pemerintah tapi sampai sekarang belum ada juga perhatian dari Pemkab,” tegasnya. (yib/mhs)

0 Komentar