Pejabat Was-Was

0 Komentar

***Penerima Aliran Duit PDAM Berpotensi Ikut Terseret KARAWANG– Sejumlah pejabat yang namanya ada di daftar penerima aliran uang yang ada di tangan Novi Farida (pegawai PDAM Tirta Tarum) diduga sedang ketar-ketir khawatir ikut terseret dalam kasus raibnya uang PDAM sebesar Rp 2,9 miliar yang sedang ditangan kepolisian. Belakangan, kuasa hukum Novi, Regi Julia mengaku kliennya akan blak-blakan menyebut nama penerima duit. Kliennya kadung sakit hati lantaran diturunkan jabatannya oleh direksi PDAM sebab dituduh terlibat pada kasus raibnya duit untuk membayarkan utang air baku ke PJT II. Paktisi hukum, Asep Agustian meminta kepolisian secepatnya mengumkan tersangka pada kasus ini. Agar menjadi babak baru, membuka siapa saja penikmat duit perusahaan air plat merah ini. Apalagi, diaku oleh kepolisian penghitungan kerugian negara oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) sudah dikantongi. . “Tidak perlu menunggu gelar perkara,” katanya kepada awak media, kemarin (19/2). “Saya mengapresiasi langkah Sat Reskrim Polres Karawang. Apresiasi sekali sudah dapat mengantongi nama tersangka. Tinggal buka nama-namanya,” timpalnya. Menurut dia, menahan diri untuk tidak membuka nama tersangka, padahal sudah mengantongi nama, bisa berpotensi menimbulkan preseden buruk bagi lembaga kepolisian. “Karena apa pun bentuk dan ceritanya, kalau sudah mengantongi nama, sudah sebutkan saja. Percepat saja. Tidak perlu dilambat-lambat. Sebutkan, tetapkan, tahan tersangkanya. Siapapun yang merugikan keuangan negara risikonya harus ditahan,” paparnya. Kasusproyek uprating Asep juga menyoroti kasus proeyk uprating PDAM Telukjambe yang ditangani Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Asep berpesan kepada Yogie Patriana Alsjah (eks Direktur Utama PDAM Karawang) yang kini ditahan oleh penyidik Kejati Jabar di Rutan Kebonwaru agar membongkar semua nama yang terlibat dalam aliran dana dugaan korupsi berjamaan itu. “Bongkar semuanya. Kalau ada keterlibatan para petinggi, sudah sebutkan saja kenapa mesti takut, kalau ditelan sendiri rasakan akibatnya,” kata Asep. “Sekalipun orang nomor satu, dua, atau tiga, kalau turut menikmati hasil korupsi kenapa tidak dibongkar? Kenapa mesti takut?” tutup Asep.(bbs/mhs)

0 Komentar