***Sekretaris Distan: Mereka Tak Mau Ikut Asuransi
KARAWANG– Akibat diterjang banjir dan serangan hama tikus. Ratusan hektare sawah di Desa Muarabaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, kembali mengalami gagal panen. Akibat kejadian tersebut, petani di pesisir utara Karawang itu diprediksi mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Kepala Desa Muarabaru, Ato Sukanto mengatakan, petani Desa Muarabaru kali ini kembali mengalami gagal panen. Setelah musim sebelumnya tak bisa menggarap sawah, karena lahan disana kering kerontang saat kemarau. “Kerugiannya miliaran. Kita sudah melapor ke Dinas Pertanian Karawang. Tapi belum ada respon,” ujar Ato, Rabu, (4/3/2020) lalu. Ditemui di tempat kerjanya, Sekertaris Dinas Pertanian (Distan) Karawang, Murodhi Suruzi menerangkan, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Distan Karawang telah mengucurkan anggaran sebesar Rp. 1,3 miliar. Untuk subsidi biaya asuransi usaha tani padi (AUTP) untuk 40 ribu hektare lahan sawah di kota lumbung padi. “Mereka itu susah diajak ikut asuransi tani. Padahal itu ada untuk mengurangi dampak kerugian petani saat mengalami gagal panen,” tegasnya. Padahal, kata Murodhi, premi yang perlu di bayar untuk dapat subsidi biaya AUTP hanya Rp. 180 ribu per hektar. Itu pun, sambung dia, masih mendapat subsidi 80 persen dari pemerintah pusat. “Buat ikut asuransi dengan biaya Rp. 36.000 per hektare per musim saja mereka tidak mau. Bingung saya, giliran gagal panen kelimpungan,” katanya. Murodhi menjelaskan, setiap petani yang mengasuransikan lahan sawahnya dengan subsidi AUTP itu, mendapat keuntungan Rp. 6 juta untuk setiap hektare lahan sawah yang gagal panen. “Itu adalah upaya kami agar petani Karawang tak lagi ragu menanam padi di lahan sawahnya,” pungkasnya. (wyd/shn)