Menelisik Cilempung: Dicap Kampung Begal, Padahal Penduduk Aslinya Religius

Menelisik Cilempung: Dicap Kampung Begal, Padahal Penduduk Aslinya Religius
PEMUKA AGAMA : Hampir setiap hari ba’da salat Isya, para pemuka agama di Dusun Ceah Desa Pasirjaya Cilamaya Kulon rutin menggelar pengajian. (WAHYUDI/KARAWANG BEKASI EKSPRES)
0 Komentar

Upaya Para Dai Kembalikan Pasirjaya sebagai Desa Santri

Desa Pasirjaya, di Kecamatan Cilamaya Kulon, identik dengan kampung begalnya yang sadis di Dusun Cilempung, serta Wisata Tanjung Baru-nya yang kontroversi. Namun, tak banyak orang yang tahu. Jika desa di ujung utara Karawang itu, menyimpan sejuta potensi luar biasa.

WAHYUDI, Karawang

STIGMA miring masyarakat Karawang dari Desa Pasirjaya, sudah melekat selama belasan tahun. Tak sedikit orang awam bilang, kampung begal itu, terlalu mengerikan untuk dikunjungi.

Namun
nyatanya, hasil penelusuran KBE di Desa Pasirjaya, 180 derajat berbeda dari apa
yang orang kebanyakan fikir dari desa legendaris itu.

Baca Juga:Ki Serut, Kampung 1001 Santri di CilamayaPabrik Ban Pesawat Dunia Bakal Dibangun di Karawang

Selain
Cilempung dan Tanjung Baru yang fenomenal. Di Desa Pasirjaya, juga ada Kampung
Ceah. Dimana mayoritas keseharian masyarakatnya menjunjung tinggi azaz-azaz
keagamaan, dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kampung
Ceah di Desa Pasirjaya masih sangat asri. Meski modernisasi sudah masuk ke
kehidupan warganya. Namun, suasana khas pedesaan pesisir Karawang masih terasa kental.

Setiap
sore menjelang malam, ibu-ibu mengenakan busana muslim, berbondong-bondong
datang ke majlis tak’lim yang sangat menjamur disana. 

Sementara,
ba’da salat Isya menjelang malam giliran bapak-bapak dengan peci dan sarung,
menggelar kajian di belasan majlis yang tersebsar di Dusun Ceah.

“Banyak orang melihat Desa Pasirjaya sebelah mata. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya ada di desa ini,” ungkap pemuka agama Dusun Ceah, Haji Ismail kepada KBE, Rabu, (13/11).

Ia
juga menceritakan, jauh sebelum para pendatang menginvasi Desa Pasirjaya. Dusun
Ceah jauh lebih terkenal dari pada Dusun Cilempung.

“Dulu,
Desa Pasirjaya disegani karena kesantrian masyarakatnya, terutama di Dusun Ceah
ini,” tegasnya.

Baca Juga:Di Pedes, Para Guru Sumringah Peringati HUT PGRIMENUJU PILKADA 2020: Gerbong Cellica Retak?

Ismail
menjelaskan, cap merah yang ditudingkan pada tanah kelahiranya terjadi, akibat
ulah segelintir oknum penjahat, yang membawa virus buruk bagi anak-anak muda di
Desa Pasirjaya.

“Pribuminya
baik-baik, masih menjunjung tinggi amanat leluhur. Yaitu jadi santri yang taat
dan alim,” katanya.

Untuk
memperbaiki semua citra buruk itu, lanjut Ismail, ia bersama pemuka agama di
Dusun Ceah berkomitmen, untuk menggalakan kegiatan agama. Serta mengajak

0 Komentar