Perjuangan Nelayan Cilamaya Menjaga Hutan Mangrove

Perjuangan Nelayan Cilamaya Menjaga Hutan Mangrove
JAGA: Seorang nelayan Cilamaya menujukkan lebatnya hutan mangrove. (WAHYUDI/KARAWANG BEKASI EKSPRES)
0 Komentar

Melawan Pencuri Kayu dan Terjangan  Air Rob

Menjaga bibit pohon mangrove untuk bertahan hidup bukanlah perkara mudah. Jika tak pandai merawatnya, pohon penahan abrasi itu, bisa hilang sewaktu-waktu disapu air rob dari laut.

WAHYUDI, Karawang

Puluhan tahun, Tayanto
(40) nelayan Dusun Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan,
mengabdikan dirinya untuk menjaga hutan mangrove.

Tak banyak yang tau,
perjuangan ia selama belasan tahun terakhir sangat keras. Selain melawan faktor
alam, seperti air rob dan ombak. 

Baca Juga:Menelisik Cilempung: Dicap Kampung Begal, Padahal Penduduk Aslinya ReligiusKi Serut, Kampung 1001 Santri di Cilamaya

Penjaga hutan mangrove
Cilamaya ini, juga kerap kali dibuat pusing. Dari tangan-tangan jahil, pencuri
kayu. Yang tanpa ampun, membabat pohon-pohon mangrove, yang sudah puluhan tahun
ia tanam dan jaga.

“Susah pak ngasih
tau pencuri kayu itu. Harus bener-bener sabar. Gak jarang, saya juga main
kucing-kucingan sama mereka,” ungkapnya, Selasa, (12/11).

Padahal, kata
Tayanto, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, di antaranya
diatur larangan penebangan pohon di wilayah 130 kali jarak pasang laut terendah
dan pasang laut tertinggi.

Pasal 78 undang-undang
tersebut, mengatur tentang hukuman berat. Bagi pencuri dan pelaku pembabatan
kayu di hutan mangrove.

“Ancamannya
pidana 10 tahun, atau denda Rp. 5 miliar,” tegasnya.

Tak jauh berbeda, di
Dusun Pasirputih, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. Ketua Kelompok
Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pasirputih, Sahari, juga sesama pejuang hutan
mangrove, mengaku merasakan hal yang sama.

Namun bagi Sahari,
tantangan melawan alam menjadi yang paling sulit. Sebel ditanami pohon
mangrove, Pantai Pasirputih menjadi wilayah terdampak abrasi terparah di
Kabupaten Karawang.

“Sekarang, dengan
keberhasilan kami menanam mangrove, sudah timbul 70 hektare daratan baru,”
ucapnya.

Baca Juga:Pabrik Ban Pesawat Dunia Bakal Dibangun di KarawangDi Pedes, Para Guru Sumringah Peringati HUT PGRI

Sahari mengaku, jika
prestasi yang ia dapat tak semua membalikan telapak tangan. Dibutuhkan kerja
keras dan kesabaran ekstra. Sampai membuat Pantai Pasirputih, jadi salah satu
objek wisata mangorve di pesisir kota pangkal perjuangan.

“Dari puluhan
ribu mangrove yang ditanam, hanya beberapa yang hidup. Terus begitu,
berulang-ulang, sampai sekarang semua tumbuh besar,” pungkasnya.

Pejuang mangrove lain,
Nurifan menambahkan, keberhasilan Sahari dan Tayanto mengelola hutan mangrove,

0 Komentar